Keadilan Versus Kasih Tuhan?
Hakim-hakim 1:5-9
Janganlah engkau berkata: “Aku akan membalas kejahatan,” nantikanlah TUHAN, Ia akan menyelamatkan engkau.
- Amsal 20:22
Salah satu kutipan favorit saya adalah dari Nouman Ali Khan, seorang akademisi Muslim terkenal: Jika kau percaya kepada keadilan, tentunya kau juga akan percaya dunia sesudah kematian, karena dunia ini jelas tidak adil (if you believe in justice, surely you believe in the hereafter, because this world is not just). Keyakinan seperti ini menunjuk kepada keberadaan seorang Hakim yang Mahaadil yang akan mengadili segala sesuatu. Di hadapan manusia, orang-orang jahat bisa luput dari hukuman, tetapi tidak di hadapan Hakim segala hakim.
Hakim itu adalah Tuhan kita. Di bagian ini kita membaca tentang perbuatan Tuhan kepada raja Bezek yang bernama Adoni-Bezek. Dari namanya saja, yang secara literal berarti tuan atas Bezek (lord of Bezek), kita sudah melihat keponggahannya. Dikisahkan bahwa sesudah Adoni-Bezek ditangkap, orang-orang Yehuda memotong ibu jari tangan dan kakinya (ay. 6). Mungkin terdengar kejam bagi kita. Namun, ketika membaca ayat sesudahnya, kita dapat melihat bahwa ia sendiri melakukan perbuatan kejam ini terhadap raja-raja yang dulu dikalahkannya. Tidak salah lagi, tindakan orang-orang Yehuda atas dirinya merupakan bentuk pembalasan Tuhan atas kekejaman Adoni-Bezek. Pada akhirnya, Adoni-Bezek mengakui hal tersebut (ay. 7).
Kadang kala, sebagai murid Kristus, kita tidak suka mendengar kisah-kisah tentang keadilan Tuhan. Maunya hanya mendengar tentang kasih, kasih, dan kasih saja. Namun, kasih Tuhan tidak bisa lepas dari keadilan-Nya. Salah satu bentuk kasih Tuhan kepada mereka yang teraniaya dan diinjak-injak adalah menunjukkan keadilan-Nya kepada orang-orang yang telah menjahati mereka. Sayangnya, kadang kala kita terlalu berfokus kepada orang-orang yang mengalami penghukuman Tuhan tersebut. Akibatnya, belas kasihan kita yang salah arah menyebabkan kita mempertentangkan keadilan dan kasih Tuhan.
Ketika Tuhan menyatakan keadilan-Nya, sesungguhnya Tuhan juga sedang menyatakan kasih-Nya. Saat Tuhan menghukum orang-orang yang bersalah, seperti Adoni-Bezek pada kisah ini, Dia berbelas kasihan kepada para korban sekaligus menyelamatkan mereka yang akan menjadi korban di masa depan jika orang-orang jahat itu tidak segera dihentikan. Jadi, janganlah kita menghakimi Sang Hakim yang adil ketika Dia menyatakan keadilan-Nya. Anda tentunya tidak mau punya Tuhan yang membiarkan begitu saja kejahatan merajarela, bukan?
Refleksi Diri:
- Apakah Anda pernah terpikirkan, kok Tuhan jahat, ya? ketika membaca bagian-bagian Alkitab tertentu atau ketika menonton berita?
- Apakah Anda sering merasa perlu main hakim dan menegakkan keadilan sendiri kepada orang-orang yang menjahati Anda?