Bagikan artikel ini :

Penyucian Perlu Penebusan

Imamat 14:1-32

yang seekor sebagai korban penghapus dosa, dan yang seekor lagi sebagai korban bakaran, di samping korban sajian. Dengan demikian imam mengadakan pendamaian bagi orang yang akan ditahirkan di hadapan TUHAN.
- Imamat 14:31

Seorang petani tua terpaksa memangkas dan membakar tanaman yang terinfeksi penyakit di ladangnya untuk menyelamatkan keseluruhan hasil panen. Meski kehilangan sebagian besar tanaman, ia tahu tindakannya adalah satu-satunya cara untuk memulihkan ladang. Setelah pengorbanan tersebut, ia menanam benih baru dan melihat ladangnya tumbuh subur kembali. Pengorbanan memang menyakitkan, tetapi sangat diperlukan untuk penyucian dan pemulihan.

Imamat 14:1-32 mencatat bahwa ketika seseorang yang berpenyakit kusta dinyatakan tahir, diperlukan korban binatang untuk upacara penahiran. Ini menggambarkan prinsip penting bahwa tanpa penumpahan darah, tidak ada pengampunan dosa (Ibr. 9:22). Menariknya, upacara ini melibatkan dua ekor binatang, bisa dua ekor burung atau dua ekor domba. Satu binatang disembelih, sementara yang lain dilepaskan. Mengapa perlu dua ekor binatang? Ini menggambarkan dua aspek penting dari penebusan dosa. Pertama, dosa dihapuskan oleh darah yang ditumpahkan dari binatang yang disembelih. Kedua, penebusan juga membawa kebebasan dari dosa yang digambarkan melalui binatang yang dilepaskan.

Dua aspek penebusan digenapi oleh Yesus Kristus di atas kayu salib. Di satu pihak, dosa-dosa kita telah dihapuskan oleh penumpahan darah Yesus yang sempurna dan tanpa cacat. Di lain pihak, penebusan-Nya juga membebaskan kita dari kuasa dosa yang mengekang. Melalui pengorbanan Yesus, kita tidak hanya diampuni, tetapi juga dibebaskan dari belenggu dosa sehingga kita dapat hidup dalam kebebasan yang diberikan-Nya.

Kebenaran ini mengingatkan kita bahwa sebagai orang percaya, kita tidak hanya diampuni dari dosa-dosa kita melalui pengorbanan Yesus di kayu salib, tetapi juga dibebaskan untuk hidup dalam kemenangan atas dosa. Kita dipanggil untuk hidup dalam kebebasan yang telah dianugerahkan Allah kepada kita. Sadarilah kita tidak lagi terikat oleh kuasa dosa dan selalu diberi kekuatan oleh Roh Kudus untuk melawan dosa. Mari andalkan terus kasih karunia Tuhan dalam menjalani kehidupan yang mencerminkan kebebasan dan pengampunan yang telah diberikan-Nya.


Refleksi Diri:

  • Apakah Anda benar-benar hidup dalam kebebasan dari dosa yang telah diperoleh melalui Yesus?
  • Bagaimana Anda bisa lebih mengandalkan kuasa Kristus untuk mengatasi dosa-dosa dalam hidup Anda?