Bagikan artikel ini :

The Unshakable Fortress (Kota Benteng yang Kokoh)

Mazmur 46:2-4

EKSPRESI PRIBADI

Sebuah lagu hymne yang berjudul ”Allah kota benteng yang teguh” diciptakan oleh salah satu tokoh reformasi, Martin Luther pada abad 16 di tengah kondisi pergolakan dan tekanan. Saat itu negera Jerman sedang mengalami gejolak politik di Eropa, termasuk ancaman serangan dari  Turki. Lalu, secara nasional ada juga gejolak wabah penyakit pes yang menelan banyak korban jiwa. Ditambah juga, tekanan personal atas diri Martin Luther sendiri yang karena tindakan reformasinya mendatang tentangan keras oleh institusi Gereja Katolik Roma.

Namun, di tengah badai gejolak yang ada, justru lahirlah lagu hymne ini yang terinsiprasi dari Mazmur 46, dimana bagian Firman Tuhan menjadi keyakinan iman nya bahwa hanya Allah lah yang dapat menjadi sandaran iman yang kokoh dalam melewati semua badai kehidupan yang bergelora bagaikan Kota Benteng yang teguh.  

Untuk mempelajari lebih jauh tentang hal ini, marilah merenungkan Mazmur 46 dan belajar lebih jauh apa pemahaman teologis dibalik dari keyakinan iman ”Allah sebagai kota benteng yang tidak tergoyahkan” (the unshakable fortress)

EKSPRESI FIRMAN

  1. Allah adalah tempat pertolongan 24 jam

Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti”. Ayat ini dalam terjemahan Alkitab King James Version (KJV) berbunyi demikian, ”God is our refuge and strength, a very present help in trouble”. Dalam hal ini umat Israel menyakini bahwa Allah perjanjian mereka (Yahweh) adalah Allah yang Maha Hadir sebagai Immanuel kehidupan mereka. Allah selalu hadir dalam kehidupan umatNya. Oleh karena Dia selalu menjadi Sang Immanuel, maka sudah dapat dipastikan tatkala umat Tuhan dalam kondisi kesesakan, pertolonganNya akan siap 24 jam (stand by), tidak akan terlambat dan sangat terbukti.  Metafora yang digunakan disini adalah Allah sebagai tempat perlindungan dan kekuatan, ini adalah pengambaran sebuah kota benteng yang kokoh dan tidak tergoyahkan (the shakable fortress).

Konsep ”benteng” (fortress) adalah sebuah tempat terpencil (an isolated place) dan tinggi (an elevated place) sebagai tempat dimana orang-orang berlindung dari serangan musuh (where people built a stronghold against the enemy) – Yeremia 33:16. Metafora ini melambangkan bahwa saat umat mengalami tekanan, kesulitan dan badai kehidupan, ada tempat yang siap 24 jam (stand by) dimana mereka bisa berlari ke sana dan mendapatkan keamanan, keselamatan dan ketenangan. Seperti itulah pengambaraan Allah bagi kita yang siap menolong kita 24 jam dan pertolonganNya dalam kesesakan sungguh amat terbukti!

Dalam hal ini Amsal 18:10 juga menyampaikan pengajaran iman yang sama yaitu, ”Nama TUHAN adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat” Bagaimana dengan Anda? Siapakah Allah bagi Anda selama ini? Apakah keyakinan iman pemazmur juga menjadi keyakinan iman Anda tatkala mengalami masalah dan tekanan kehidupan? Marilah kita berlari dengan keyakinan iman menuju ke tempat perlindungan yang kokoh yaitu Allah itu sendiri sebagai kota benteng yang tidak tergoyahkan (the unshakable fortress).

  1. Allah melenyapkan ketakutan, walaupun badai tetap ada    

Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi bergerak-gerak, sekalipun gunung-gunung berguncang di dalam lalu”. Ayat ini dalam terjemahan Alkitab King James Version (KJV) berbunyi demikian, ”Therefore will not we fear, though the earth be removed, and though the mountains be carried into the midst of the sea” Pengambaran bumi bergerak-gerik (berguncang) ditafsirkan kondisi bangsa Israel yang saat itu berada dalam gejolak revolusi politik yang kemungkinan besar akibat penaklukan Asyur (Yesaya 10:5-14; 37:18-27). Kendati demikian, sekalipun gunung-gunung terguncang di dalam laut, atau dapat diterjemahkan juga sekalipun gunung-gunung terhanyut atau dilemparkan ke jantung lautan, maka umat Tuhan tidak akan mengalami ketakutan. Sebab, iman mereka tidak ditentukan oleh keadaan atau situasi luar yang berubah, tetapi pada kasih setia Tuhan yang tidak pernah berubah.

Hal ini dituliskan juga dalam Yesaya 54:10 demikian, ”Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Ku tidak akan beranjak dari padamu dan perjanjian damai-Ku tidak akan bergoyang, firman TUHAN, yang mengasihani engkau”. Bagaimana dengan Anda? Ditengah ketidakpastian kehidupan saat ini, kondisi ekonomi dan politik yang tidak menentu dan mencemaskan, adakah ketakutan lebih menguasai perasaan Anda melebihi kasih setia Allah yang tidak pernah berubah?

Ada satu lagu sekolah minggu yang liriknya diambil dari ayat ini dan lagu ini bisa menjadi lagu yang kita perlu nyanyikan bersama-sama dalam grup CG kita, sebagai penguataan pada iman kita agar tidak takut terhadap apapun yang sifatnya sementara dan bisa berubah, sebab kita punya Allah yang kasih setiaNya tidak pernah berubah sebab Dia adalah Allah sebagai kota benteng yang tidak tergoyahkan (the unshakable fortress).

Biarpun gunung-gunung beranjak
Dan segala bukit bergoyang
Tapi kasih setia-Mu tak akan
Beranjak dariku
Tak akan beranjak, tak akan bergoyang
Tak akan beranjak, tak akan bergoyang
Demikianlah firman Tuhan
Yang mengasihimu

APLIKASI KEHIDUPAN

(Profile MURID: KRISTUS, KARAKTER, KOMUNITAS, KELUARGA & KESAKSIAN)

Pendalaman/Penerapan

Apa makna Allah sebagai tempat perlindungan dan kekuatan sebagaimana ditegaskan dalam Mazmur 46?

Penerapan

Dalam konteks tantangan pribadi yang sedang Anda hadapi (misalnya, masalah keuangan, kesehatan, atau hubungan), bagaimana keyakinan bahwa "Allah adalah kota benteng yang tak tergoyahkan" secara spesifik mengubah cara Anda merespons—dari ketakutan dan keputusasaan menjadi tindakan iman? Berikan satu contoh konkret tentang bagaimana Anda mempraktikkan keyakinan ini dalam situasi tersebut.