Bagikan artikel ini :

Victory Start With Prayer (Kemenangan Dimulai Dalam Doa)

Kisah 1:12-14; 2:1,42

EKSPRESI PRIBADI

Ada beberapa respons yang cukup sering saya dengar terlontar dari orang-orang percaya ketika mendengar istilah silent retreat. Salah satunya adalah “Wah, kalo saya nggak akan kuat, nggak bisa saya disuruh diam saja berdoa, bisa ketiduran." Di satu sisi ini menggambarkan persepsi yang salah tentang apa itu silent retreat, disisi lain respons ini menguak sebuah issue esensial dalam kehidupan kita hari-hari ini, yakni ada rasa bersalah jika kita menghabiskan waktu kita untuk perkara yang kita anggap “nggak produktif.” Dengan “nggak produktif” disini biasanya diartikan sebagian orang sebagai hal-hal yang kita tidak bisa lihat langsung dampaknya jika dilakukan, seperti bekerja maka menghasilkan uang, atau beres-beres rumah maka rumah menjadi bersih. Doa tidak jarang dipersepsikan dengan cara yang sama, karena hasil dari doa tidak selalu bisa langsung kita rasakan. Bagikan pengalaman Anda jika pernah ada di posisi yang sama.

EKSPLORASI FIRMAN

Bagian firman yang kita renungkan kali ini membawa kita melihat sebuah tonggak sejarah yang penting dalam rencana keselamatan Allah bagi umat manusia. Pentakosta menjadi peristiwa yang menyatakan secara gamblang kepada seluruh umat manusia bahwa rencana penyelamatan Allah bagi manusia tidak eksklusif hanya berlaku kepada orang Israel, melainkan kepada seluruh kaum dan bangsa yang ada di muka bumi, dan ini dinyatakan jelas melalui injil yang didengar dalam berbagai bahasa disaksikan oleh para rasul dihadapan 3000 orang supaya mereka mendengar kabar keselamatan, menjadi percaya dan beroleh selamat.

Akan tetapi sebelum peristiwa akbar ini terjadi ada sebuah peristiwa yang sederhana hanya dicatat dalam beberapa ayat namun ini menjadi persiapan, bahkan akhirnya menjadi sebuah gaya hidup bagi orang-orang yang menjadi percaya melalui pemberitaan para rasul, yakni para rasul berdoa menantikan datangnya Roh Kudus. Alkitab mencatat mereka bertekun dalam doa, 10 hari lamanya hingga Roh Kudus akhirnya dicurahkan. Doa yang tanpa henti ini menjadi sebuah momen yang mempersiapkan para rasul untuk dipakai Tuhan mengerjakan pekerjaan yang lebih besar lagi, yakni dengan menerima Roh Kudus dan memimpin pergerakan umat Allah yang baru.

Ini senada dengan teladan yang diberi oleh Tuhan Yesus, yang sebelum melakukan pelayanan-Nya, sebelum memilih para murid-Nya, bahkan sebelum memberikan nyawa-Nya, alkitab mencatat Tuhan berdoa. Sebelum peristiwa yang menjadi tonggak perjalanan pelayanan-Nya Tuhan pun berdoa. Bagi sebagian besar kita yang menganggap doa sama dengan meminta maka peristiwa ini menjadi pertanyaan besar, mengapa demikian. Akan tetapi doa bukan sekedar untuk meminta, doa adalah cara mengenal kehendak Bapa dan menjadi cara untuk menundukkan kehendak kita di bawah kehendak Bapa. Inilah mengapa para murid pun perlu berdoa sebelum menerima Roh Kudus dan dipakai dengan lebih luar biasa dalam pekerjaan Allah supaya mereka mengenal kehendak Bapa dan menundukkan diri mereka dalam kehendak-Nya. Ketika manusia pertama gagal karena tidak menurut akan perintah Allah, maka kita yang sudah dimenangkan Allah memakai doa menjadi sarana mengenal dan menundukkan diri kepada-Nya.. (DK)

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Apa kaitan doa dengan penundukan diri?

Penerapan

Bagaimana Anda menghayati doa dalam kehidupan Anda?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.