Bagikan artikel ini :

Hanya Sekadar "Berseru"?

Hakim-hakim 3:7-11

Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
- Mazmur 51:19

Mulai perikop ini, kita akan melihat secara lebih mendetail kehidupan para hakim-hakim yang Tuhan bangkitkan untuk menolong orang-orang Israel. Otniel adalah hakim pertama yang dicatat. Tuhan memanggilnya menjadi hakim karena orang Israel berseru kepada Tuhan (ay. 9). Suatu hal yang terdengar biasa saja.

Namun, jika dicermati baik-baik, sebenarnya apa yang dilakukan oleh Israel sangat keterlaluan. Pertama, Israel baru berseru kepada Tuhan setelah delapan tahun mengalami penjajahan di bawah Kusyan-Risyataim, raja Aram-Mesopotamia (ay. 8). Kusyan-Risyataim bukanlah nama, melainkan sebuah julukan yang secara harafiah berarti orang Kush yang kejam. Perhatikan bahwa di bawah penjajahan orang ini, orang Israel baru bertobat setelah delapan tahun! Ini ibarat orang yang tertimpa musibah, misalnya perusahannya bangkrut, didiagnosa kanker, atau dijebloskan penjara, bukannya segera datang kepada Tuhan dan memohon pertolongan, melainkan malah menunggu sampai delapan tahun!

Kedua, kata Ibrani yang dipakai untuk “berserulah” (ay. 9) sebenarnya bernuansa netral. Dengan kata lain, “berserulah” di sini berarti hanya sekadar berseru meminta tolong, tetapi tanpa indikasi pertobatan. Ini ibarat orang yang dijebloskan ke penjara karena korupsi, kemudian meminta tolong kepada Tuhan untuk membebaskan dirinya dari penjara, tetapi sama sekali tidak memohon ampun apalagi bertobat dari dosa-dosanya. Sungguh terlalu!

Jujur saja, doa-doa kita pun seringkali hanyalah permintaan-permintaan belaka yang tidak diiringi pengakuan dosa dan pertobatan, bukan? Kita menghujani Tuhan dengan 1.001 permintaan dan lebih celaka lagi permintaan-permintaan tersebut adalah permintaan yang berdosa. Memang, saat ini kita sedang terjepit. Namun, bukankah sudah seyogyanya kita juga melakukan introspeksi dan mengakui dosa? Bisa jadi keadaan ini terjadi karena dosa, kebodohan, atau kesalahan mengambil keputusan.

Ajaibnya, kasih Tuhan begitu besar. Kepada orang Israel, Dia membangkitkan seorang hakim, yakni Otniel. Ia adalah Otniel yang sama yang dinikahkan dengan anak perempuan Kaleb, Akhsa (Hak. 1:13-15). Ia memerangi Kusyan-Risyataim dan menyelamatkan Israel. Demikianlah Tuhan melepaskan umat-Nya dari penjajahan bangsa Mesopotamia-Aram.

Seperti kepada Israel, Tuhan rindu melepaskan Anda dari kesulitan. Tapi, Dia juga rindu Anda datang kepada-Nya dengan hati yang hancur.


Refleksi Diri:

  • Apakah isi doa Anda lebih banyak permintaan atau pengakuan dosa? Cobalah merenungkan kehidupan doa Anda selama ini.
  • Apakah Anda sudah mengintrospeksi dosa-dosa apa saja yang Anda lakukan sehari ini dan memohon ampun kepada Tuhan sebelum memanjatkan permohonan doa?