Tetap Ada Pengharapan
Yesaya 8:23-9:6
Tetapi tidak selamanya akan ada kesuraman untuk negeri yang terimpit itu.
- Yesaya 8:23a
Satu ketika, seseorang sedang berjalan di salju yang tebal. Suhu begitu dingin. Ia berusaha melangkah ke depan. Selangkah demi selangkah coba terus dilakukannya. Kelelahan mulai dirasakannya dan kaki pun semakin berat untuk melangkah. Sampai satu titik, ia pun berkata, “Aku menyerah.” Kemudian matanya memandang ke depan dan tampaklah sebuah bangunan. Harapan akan ruangan yang hangat membangkitkan semangatnya. Ia akhirnya terus berjalan sambil menatap bangunan yang menjadi pengharapannya. Manusia tidak mungkin hidup tanpa pengharapan. Jika seseorang bekerja tanpa pengharapan naik jabatan atau gaji, ia akan bekerja dengan lesu dan tak bergairah. Jika seseorang yang sedang sakit tidak memiliki pengharapan untuk sembuh, ia akan kehilangan semangat untuk menjalani proses pengobatan. Seseorang yang tidak memiliki pengharapan, hidupnya akan mudah menyerah dan kalah.
Di dalam Yesaya 8:21-22, bangsa Israel sedang dalam situasi “melarat dan lapar”. Mereka sudah tidak memiliki pengharapan lagi. Yang ada hanyalah “kesesakan dan kegelapan, kesuraman yang mengimpit, dan mereka akan dibuang ke dalam kabut”. Tentu mereka putus asa dan tidak tahu harus berbuat apa.
Namun, kondisi tersebut tidak berlangsung lama. Pengharapan baru muncul. “Tetapi tidak selamanya akan ada kesuraman untuk negeri yang terimpit itu.” (8:23a), akan lahir seorang Mesias, Juruselamat dan penebus mereka. Mereka tidak akan lagi berjalan di dalam kegelapan. Terang yang besar akan menuntun langkah-langkah mereka (9:1) dan sukacita melanda mereka (9:2).
Yesaya 9:5 bahkan menyatakan, “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.” Anak yang akan lahir menjadi pengharapan bagi bangsa Israel.
Saat ini, Sang Mesias telah lahir. Dialah Yesus Kristus, yang kita rayakan setiap hari Natal. Dia datang membawa pengharapan bagi kita semua. Dia datang memberikan pembebasan, menyatakan kebenaran, dan juga menyelamatkan kita dari maut. Tuhan Yesus datang memberikan kita hidup yang kekal. Di hari Natal yang akan datang, mari rayakan dengan satu pengharapan bahwa Yesus Kristus selalu ada menyertai kita. Dia adalah Allah yang hadir bagi kita. Dia adalah Imanuel, Allah yang beserta dengan kita.
Refleksi Diri:
- Bagaimana pengharapan akan penyertaan Tuhan dapat membangkitkan semangat Anda untuk menjalani hidup?
- Apa makna Natal yang akan segera Anda rayakan? Apakah Natal memberi pengharapan baru bagi Anda?
