Allah di Surga, Kita di Bumi
Pengkhotbah 5:1-6
Janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas-lekas mengeluarkan perkataan di hadapan Allah, karena Allah ada di sorga dan engkau di bumi; oleh sebab itu, biarlah perkataanmu sedikit.
- Pengkhotbah 5:1
Seorang anak muda bercerita kepada saya, “Pak kalau saya sedang sulit tidur, biasanya saya berdoa saja. Sambil berbaring di kasur saya bercerita kepada Tuhan apa saja perjalanan hari ini, tahu-tahu saya terbangun sudah pagi.” Yah, lucu cerita anak muda ini, berdoa sampai ketiduran. Namun, yang menarik adalah tampaknya ia sangat jujur menaikkan doanya, mungkin memang benar doanya lahir dari hati. Bagaimana Anda memandang doa? Saya berharap kita jangan memandang doa sebagai cara untuk memperalat Tuhan, yaitu memanjatkan doa hanya untuk menyodorkan keinginan-keinginan kita saja.
Pengkhotbah mengingatkan di ayat emas, “Janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas-lekas mengeluarkan perkataan di hadapan Allah, karena Allah ada di sorga dan engkau di bumi; oleh sebab itu, biarlah perkataanmu sedikit.” Ketika menghadap Tuhan dan berdoa, kita bisa memperkatakan banyak hal kepada-Nya. Sebagian orang berdoa hanya sekadar kewajiban, yang penting berdoa, tanpa memikirkan relasi dengan Tuhan. Ada juga yang bawaannya berdoa dengan buru-buru, yang penting sudah mengucapkan doa, seperti laporan dari bawahan kepada atasan.
Ayat emas membawa kita kembali menyadari dengan siapa kita berhadapan. Kita berdoa menghadap Tuhan. Janganlah berdoa asal-asalan, berdoalah dengan sungguh dari dalam hati karena Tuhan melihat hati kita. Berdoa merupakan sarana kita berkomunikasi dengan Tuhan. Maksud Pengkhotbah dari kalimat “biarlah perkataanmu sedikit” bukan bicara soal jumlah kata-kata yang keluar dari mulut kita. Tuhan Yesus pun berdoa kepada Bapa di Surga tidak dengan banyak kata, melainkan lebih mengingatkan akan kata-kata jujur yang keluar dari dalam hati dan kata-kata yang tidak sembarangan.
Akses doa kita kepada Tuhan, tidak pernah terputus karena Tuhan Yesus telah menyambungkannya melalui salib-Nya. Kita di bumi bisa menikmati relasi dengan Tuhan di Surga melalui doa, sungguh indah bukan? Berdoalah senantiasa, nyatakanlah ucapan syukur dan permohonan kepada-Nya dengan penuh rasa hormat.
Refleksi Diri:
- Bagaimana kehidupan doa Anda saat ini? Apakah Anda memandang doa sebagai sarana untuk menyodorkan permintaan atau membangun relasi dengan Tuhan?
- Apa langkah nyata yang mau Anda lakukan dalam berkomunikasi dengan Tuhan?