Bagikan artikel ini :

Out of Sin’s Depth, Into Redeeming Grace

Bisakah anda bayangkan jika seorang anak bermain-main di tengah hujan, lalu dia menemukan kubangan yang penuh dengan air hujan bercampur dengan debu, tanah, dan kotoran. Lalu anak itu bermain dengan sepuas-puasnya dalam kubangan itu, padahal baju dan celana yang dia pakai berwarna putih bersih. Apa yang akan terjadi?

Betul! Pasti baju, celana, dan seluruh tubuhnya akan kotor sekali, dan bahkan mungkin akan sulit dibersihkan setelah itu. Gambaran ini seperti manusia yang begitu asyik bermain dalam kubangan dosa, maka dirinya akan menjadi kotor dan sulit sekali untuk dibersihkan.

Ketika kita memperhatikan bagian 2 Samuel 12, maka kita tahu bahwa Daud sedang asyik sekali bermain dalam kubangan kenikmatan bagi dirinya. Dia membiarkan hawa nafsunya menguasainya ketika dia melihat Batsyeba. Dia bermain-main dengan pikirannya yang kotor dan bahkan menyusun sebuah rencana yang busuk. Daud mengatur supaya Uria – suami Betsyeba, tewas di medan perang, sehingga dia dapat mengambil Betsyeba menjadi istrinya.

Dosa seringkali mendatangkan kenikmatan bagi kita, menghadirkan kebahagiaan sesaat, dan membuat hati kita, pikiran kita, dan diikuti dengan perbuatan kita yang jahat di mata Tuhan. Kita dibuai dan dibuat tidak sadar, sampai akhirnya kita tahu betapa menjijikannya hidup kita. Betapa kotor dan kita tidak bisa lagi mengembalikan diri kita dalam keadaan yang bersih dan murni lagi.

Disanalah kita sadar betapa dosa menyeret kita pada sebuah kedalaman yang membuat kita terjebak dan tenggelam. Sampai kita akhirnya menyadari bahwa kita membutuhkan anugerah Tuhan, pertolongan Tuhan untuk keluar dari kubangan yang kotor itu, dan untuk dibersihkan kembali, dilayakkan dari segala yang kotor.

Manusia seringkali memikirkan kebahagiaan diri, kenikmatan diri, kesuksesan, kekayaan, kekuasaan yang ingin dimiliki, dan tidak menyadari bahwa sebenarnya dia sedang diseret sampai tenggelam dalam keberdosaan yang semakin hari semakin mengikat dirinya.

Hari ini mari kita kembali menyadari, apakah dalam kehidupan kita, kita menghalalkan segala cara, mengabaikan Tuhan kita, sehingga kita sebenarnya sedang berjalan menuju pada kedalaman jurang dosa yang mematikan kita. Sadari hal itu, minta Tuhan ampuni, bersihkan kita dari segala hal yang kotor – penuh dosa ini, supaya kita layak dihadapan-Nya. Tuhan di dalam anugerah-Nya sanggup mengampuni kita.

Mari kita saling mendoakan agar boleh kembali melakukan hal yang benar di mata Tuhan, sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Kita juga diberikan hikmat untuk saling menegur dengan sesama kita, sehingga kita boleh hidup benar di hadapan Tuhan kita. Mengalami anugerah di dalam Tuhan.  ** IW