Bagikan artikel ini :

Empowered To Fight

Empowered to Fight berarti dimampukan untuk melawan atau berperang. Berbicara tentang perang, dari masa ke masa tentu ada banyak pemimpin perang yang terkenal. Sebut saja Alexander The Great, Julius Caesar, Napoleon Bonaparte, Douglas Mc Arthur sampai Jenderal Sudirman. Menariknya, dalam sejarah militer, ada satu prinsip perang yang tidak pernah berubah, tentara yang terkuat sekalipun akan kalah jika dipimpin komandan yang lemah, sedangkan tentara yang biasa bisa menang luar biasa jika dipimpin komandan yang hebat.

Begitu juga ada kira-kira 120 orang biasa yang berubah menjadi ‘pasukan’ yang menggemparkan dunia dalam peristiwa Pentakosta yang terjadi dalam Kisah Para Rasul 2. Bayangkan, mereka tadinya berkumpul dalam satu ruangan dan bersembunyi karena takut akan ancaman para pemimpin agama yang telah menyalibkan Yesus. Namun dalam sekejap mata, segalanya berubah. Roh Kudus yang dijanjikan Yesus kepada mereka, turun seperti bunyi tiupan angin keras dan dalam wujud lidah-lidah seperti nyala api. Para murid yang tadinya gemetar ketakutan, tiba-tiba keluar dengan berani menghadapi dan berbicara kepada banyak orang. Tentu hal ini bukan karena mereka tiba-tiba menjadi kuat, tetapi karena mereka dipenuhi dan dipimpin oleh Roh Kudus.

Banyak orang melihat peristiwa Pentakosta hanya sebagai suatu mujizat, hal yang spektakuler, dan dianggap sebagai manisfestasi kuasa Allah dalam berbahasa lidah. Kedatangan Roh Kudus bukan hanya melimpahkan karunia roh bagi orang percaya, melainkan juga memimpin dan menyertai orang percaya dalam pertumbuhan iman dan peperangan rohani yang dihadapi, khususnya dalam hal pemberitaan Injil. Tadinya murid-murid yang sudah menerima Injil takut dan gentar, tetapi terjadi transformasi yang memberanikan mereka memberitakan Injil bahkan dalam berbagai bahasa sehingga bisa dimengerti setiap orang.

Pertanyaannya, apakah kita sebagai orang percaya menyadari bahwa kita ada dalam peperangan rohani? Peperangan melawan kedagingan dan dosa, peperangan untuk tetap setia berpegang pada iman, dan peperangan untuk memberitakan Injil? Memperingati hari Pentakosta bukan sekadar mengingat dan mengagumi kuasa Tuhan, bukan sekadar mengejar karunia roh, tetapi memahami bahwa Roh Kudus adalah Pribadi Allah Tritunggal yang diam dalam diri orang percaya (Yohanes 14:17). Roh Kudus menjadi Komandan yang memimpin dan memperlengkapi kita dalam peperangan rohani. Kita hanya orang-orang berdosa yang diselamatkan oleh anugerah. Jika kita mau taat memberi diri dipimpin oleh Roh, maka kita dimampukan maju terus dalam setiap peperangan rohani dan menghasilkan buah bagi Tuhan (Galatia 5:25).

Ketika Hudson Taylor pertama kali tiba di Shanghai tahun 1854, ia adalah misionaris muda yang penuh semangat dan percaya diri karena mengandalkan dukungan dari Inggris, pendidikannya yang baik dan strategi yang telah dirancang. Hasilnya? Ia hampir mati karena penyakit dan pelayanannya mengalami banyak hambatan. Kemudian ia memutuskan kembali ke Inggris. Namun pada tahun 1865, setelah bangkit dari krisis rohani, ia datang kembali ke Tiongkok dengan kesadaran bahwa mengandalkan cara-cara manusia tidak akan mampu untuk memenangkan 400 juta jiwa yang belum mendengar Injil. Ketika ia belajar menyerahkan pelayanan sepenuhnya pada pimpinan Roh Kudus, China Inland Mission lahir dan mengubah sejarah misi di Asia. Salah satu perkataannya yang sering diucapkan adalah “It is not a question of our equipment but of our expenditure; not of our ability, but of our availability.” Bukan tentang apa yang kita miliki, tetapi tentang apa yang kita korbankan; bukan tentang kemampuan kita, tetapi tentang kesediaan kita untuk digunakan Tuhan.

Kesiapan berperang bukan soal kemampuan, kekuatan fisik, atau kecerdasan, tetapi soal kesediaan dan penyerahan diri total kita pada pimpinan Roh Kudus. Pentakosta bukan hanya peristiwa masa lalu, tetapi realitas yang terus berlanjut. Roh Kudus yang sama yang telah mentransformasi para murid yang ketakutan menjadi pejuang-pejuang rohani yang berani, siap memimpin kita dalam peperangan rohani hari ini. Apakah kita siap dipimpin-Nya? Siapkah kita berperang dengan Allah Roh Kudus yang menjadi komandan kita? ** VL