Sin Of Commision Dan Sin Of Omission
Hakim-hakim 5:19-31
Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.
- Yakobus 4:17
Sesudah membandingkan suku Ruben, Gad, Dan, dan Asyer dengan suku Zebulon dan Naftali, kini lagu pujian Debora dan Barak mencapai klimaksnya. Mereka membandingkan kota Meros dengan Yael, si ibu rumah tangga yang mengalahkan Sisera. Beberapa ahli biblika berpendapat bahwa Meros sebenarnya adalah kota yang cukup besar dan sanggup membantu Israel mengalahkan Sisera ketika panglima itu melarikan diri. Namun, karena tidak memberikan pertolongan apa-apa, kota tersebut dijatuhi kutukan atas firman Malaikat TUHAN (ay. 23). Meros pun makin merosot sehingga tidak pernah lagi disebutkan dalam Alkitab.
Manakala kota Meros dikutuki, Yael diberkati. Bahkan, tidak hanya diberkati, Yael diberkati “melebihi perempuan-perempuan lain” (ay. 24). Pujian inilah yang kemudian digunakan oleh Elisabet untuk memuji Maria yang saat itu tengah mengandung bayi Yesus (Luk 1:42). Di sepanjang Alkitab, pujian ini hanya diberikan kepada Yael dan Maria, ibunda Tuhan Yesus.
Anda yang kritis mungkin berpikir, “Kok bisa Yael dipuji? Dia seorang pembunuh yang memakai trik kotor untuk mengalahkan musuhnya!” Tidak hanya Anda, berbagai ahli Alkitab pun mempertanyakan hal yang sama dan memperdebatkan apakah perbuatannya dosa atau tidak. Namun, saya pikir perdebatan tersebut bukanlah poinnya.
Apakah Yael seorang penipu dan pembunuh atau tidak, hanya Tuhan yang dapat menghakimi. Fakta yang pasti adalah (1) Yael tidak pernah dikecam, dan (2) ia malah dipuji, sementara kota Meros dikutuk. Padahal, kalau kita coba “menimbang-nimbang” dosa keduanya dengan cara konvensional, dosa Yael jauh lebih besar karena ia berbohong dan membunuh. Sebaliknya, kota Meros pasif.
Namun, justru itulah letak kesalahan kota Meros: tidak memberikan pertolongan padahal mereka tahu Debora dan Barak membutuhkan bantuan. Kita sering berpikir bahwa yang benar-benar dosa hanyalah dosa-dosa aktif (sins of commission), sementara dosa-dosa pasif (sin of omission), seperti yang dilakukan penduduk Meros, bukan dosa. Yakobus menentang keras pemikiran seperti. Tidak melakukan yang baik meski sebetulnya tahu, juga adalah dosa. Lagipula, kalau memang dosa pasif tidak diperhitungkan, kita melamun atau tidur saja seharian, pasti tidak akan jatuh ke dosa aktif!
Justru dosa pasif kota Meros-lah yang begitu dikecam sampai mereka dikutuk. Jadi, waspadalah dengan dosa-dosa pasif!
Refleksi Diri:
- Adakah hal baik yang Anda tahu seharusnya Anda lakukan, tetapi tidak Anda lakukan? Mengapa Anda tidak melakukannya?
- Apa saja langkah praktis yang dapat Anda buat untuk bisa memulai melakukan hal baik tersebut?