Bagikan artikel ini :

Kebaikan Vs Kejahatan Terjadi dalam Hidup Manusia

Di dalam dunia yang telah jatuh di dalam dosa, fenomena kejahatan dan kebaikan menjadi bagian yang tidak dapat dihilangkan dalam kehidupan manusia. Kita dapat melihat seorang manusia yang baik sekali secara moral dalam hidupnya dan juga kita dapat melihat seorang manusia yang jahat sekali secara moral dalam hidupnya. Kejahatan seharusnya tidak mengagetkan jika terjadi dalam hidup manusia karena hampir setiap hari kita mengalami, melakukan, dan menyaksikan kejahatan terjadi dalam kehidupan.

Yang dimaksud kejahatan adalah peristiwa atau tindakan yang buruk atau salah secara moral. Setidaknya, ada tiga kategori kejahatan yaitu pertama, manusia di dalam kehendak bebasnya, melakukan kejahatan terhadap manusia lainnya. Kedua, kejahatan yang terjadi di luar dari kontrol dan kehendak manusia. Ketiga, kejahatan yang terjadi dari kombinasi perbuatan kehendak manusia dan di luar kontrol manusia yang menjadi dampak terburuknya. Santo Agustinus dari Hippo menyatakan, “Apakah yang kita sebut sebagai kejahatan itu kalau bukan karena tidak adanya kebaikan? Tidak akan ada kejahatan bila ada kebaikan.” Sehingga substansi kejahatan adalah ketiadaan kebaikan di dalam kehidupan manusia.

Di dalam perjalanan kehidupan seorang Kristen, kita dapat melihat kebaikan dan kejahatan juga dapat terjadi dan menghiasi kehidupan ini. Dengan kata lain, seorang Kristen tidak pernah kebal atau imun dengan hal-hal yang buruk dan jahat yang terjadi dalam kehidupannya. Hal-hal yang jahat dan buruk dapat berlangsung dalam waktu yang lama maupun singkat dalam kehidupan orang Kristen, demikian juga hal-hal baik sangat bisa terjadi di dalam kehidupan orang Kristen dalam waktu yang lama maupun singkat. Di dalam bukunya yang berjudul, “When Bad Things Happen to Good People”, Harold Kushner menjelaskan bahwa meskipun seseorang berbuat baik dan hidup tidak di dalam kejahatan, kehidupan tidak selalu adil baginya dan sangat mungkin hal-hal buruk tetap bisa terjadi dalam hidupnya. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, seperti ketidaksempurnaan dunia, akibat dari tindakan orang lain dan ada makna di balik segala kejadian yang terjadi baik buruk maupun baik. Yang menarik adalah terkadang hal buruk terjadi dalam hidup ini bukan disebabkan oleh kesalahan masa lalu kita atau hukuman dari Tuhan, melainkan akibat tindakan orang lain yang mempengaruhi hidup kita. Tentu ini sangat sulit di dalam kehidupan kita waktu menjalaninya. Di balik semuanya itu, apapun yang terjadi dalam hidup ini, baik itu buruk atau itu baik, sangat penting kita mencari cara untuk memahami dan memberikan makna pada pengalaman tersebut, daripada hanya menyalahkan dan larut di dalam kepahitan dan kesedihan hidup.

Yesus Kristus Menjadi Standar Kebaikan Manusia

Lebih mendalam untuk didiskusikan adalah kebaikan seperti apa yang menjadi standar yang seharusnya dilakukan oleh manusia? Jawabannya adalah kebaikan sesuai standar Allah yang menciptakan segalanya. Di dalam kekristenan, yang menjadi standar kebaikan dalam kehidupan manusia adalah Yesus Kristus. Kita mengenal pribadi Allah dengan kehadiran Yesus Kristus ke dalam dunia dan menjadi prototype Allah dalam berpikir, bertindak, dan berbicara dalam menjalani kehidupan manusia. Kebaikan manusia sejati dilihat dari sejauh mana ia menyerupai Kristus, bukan hanya dalam perbuatan tetapi juga dalam motivasi pikiran, perasaan, dan perkataan sehari-hari.

Yang menarik adalah bagaimana Yesus Kristus mengajarkan dan menunjukkan respons yang tepat terhadap kejahatan di sekitarnya yaitu menerima dan berproses di dalamnya dengan keyakinan bahwa Bapa-Nya memegang kontrol segalanya dalam hidup-Nya dan Ia tetap meresponi kejahatan yang terjadi dalam hidup-Nya dengan melakukan kebaikan dan memuliakan Bapa-Nya. Dari teladan Yesus Kristus inilah, kita sebagai seorang Kristen belajar di dalam menjalani kehidupan ini, bukan dipengaruhi oleh keadaan dan kondisi sekitar, melainkan mempengaruhi keadaan dan kondisi sekitar dan menunjukkan teladan bagaimana menjadi seorang pengikut Kristus dalam menghadapi hal buruk dan hal baik dalam kehidupan ini.

Kekristenan selalu berbicara tentang sebuah perubahan manusia melalui salib Yesus Kristus. Bagaimana kita meresponi kejadian yang terjadi dalam kehidupan kita sebagai seorang Kristen itu sangatlah penting termasuk ketika melihat banyak kejahatan, ketidakadilan, keburukan, ketidakidealan terjadi dalam kehidupan manusia. Respons yang benar akan membawa kepada tindakan yang tepat dan tetap memuliakan Tuhan di dalam segala kondisi hidup kita. Memiliki respons benar itu menjadi sebuah proses perjalanan hidup yang telah mengalami perubahan semakin menyerupai Yesus Kristus di dalam menghadapi segala musim kehidupan ini, entah buruk maupun baik, baik suka maupun duka.

Kebaikan Tuhan dalam Kehidupan Manusia

Allah bukan saja menciptakan segalanya, melainkan Dia juga memelihara dan mengontrol segalanya dalam kehidupan ini, termasuk kebaikan dan kejahatan yang terjadi dalam kehidupan manusia. Di dalam setiap kebaikan dan kejahatan yang terjadi, Allah mengetahuinya dan di dalam kedaulatan-Nya, Dia mengizinkan semuanya terjadi di dalam kehidupan umat-Nya. Namun, yang menjadi pertanyaan untuk direnungkan adalah apakah di dalam banyak hal yang jahat dan buruk terjadi dalam kehidupan manusia, tidak ada kebaikan dan pemeliharaan Tuhan di dalamnya? Kita percaya bahwa Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya dan Dia selalu menyediakan pemeliharaan dan pertolongan-Nya yang tidak terduga dalam kehidupan orang-orang yang dikasihi-Nya.

Di dalam Roma 8:28, Rasul Paulus menyatakan dengan jelas bahwa Allah turut bekerja di dalam segala yang terjadi dalam hidup manusia yang ujungnya adalah untuk mendatangkan kebaikan dalam kehidupan manusia yang dikasihi-Nya. Dari ayat ini, dengan jelas kita dapat melihat bahwa di dalam segala yang terjadi dalam hidup manusia, entah itu buruk maupun itu baik, tujuan Allah adalah untuk kebaikan. Sama seperti Daud menuliskan di dalam Mazmur 145:9, “Tuhan itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya”, yang kemudian mengingatkan bahwa rencana Allah tidak akan mungkin mengandung kejahatan dan keburukan bagi manusia yang dikasihi-Nya, melainkan rencana Allah dalam kehidupan manusia yang dikasihi-Nya selalu bermuara kepada kebaikan. Charles Spurgeon menyatakan, “In the greatness of our troubles, there may often be space for the greater display of the goodness of God ” (Di dalam segala hal yang buruk di dalam hidup kita, selalu pasti ada ruang untuk menampilkan kebaikan Tuhan di dalamnya). ** HH