Bagikan artikel ini :

Iblis adalah Pendusta dan Bapa Pendusta

Dalam worldview kekristenan, iblis bukan sekadar satu dongeng yang selevel dengan dongeng tentang naga, juga bukan sekadar sebuah figur yang tak ada arti apa-apa. Iblis adalah satu sosok yang nyata, yang berasal dari zaman dahulu sekali, yang aktif bekerja sampai saat ini bahkan sampai ke masa yang akan datang. Ada banyak julukan bagi iblis di dalam Alkitab. Salah satu julukan yang mencerminkan natur ontologis dari iblis adalah yang diberikan oleh Tuhan Yesus di dalam Yohanes 8:44, iblis adalah pendusta dan bapa segala dusta.

Berdusta tidak harus dilakukan secara diametrikal melawan kebenaran. Ini bisa dilakukan dengan memberikan informasi yang tidak lengkap atau menambahkan dari yang seharusnya, atau yang berbeda dari yang seharusnya, atau memutarbalikkan penafsiran tertentu sehingga maknanya menjadi berubah dari makna semula. Ini dilakukan dengan sengaja. Tujuannya supaya pihak lawan memiliki pemahaman yang menyimpang dari kebenaran informasi yang seharusnya.

Tindakan iblis selaku pendusta sudah berlangsung sejak awal sejarah manusia, terus berlanjut dalam sejarah bangsa Israel sampai kepada Perjanjian Baru. Yang paling pertama tentu terkait dengan godaan iblis di taman Eden. Di sana iblis melalui ular (atau dalam bentuk ular) memberitahu Hawa, “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” (Kej. 3:1). Jelas ini upaya pengelabuan yang berlawanan dengan kata-kata Tuhan yang mengizinkan semua pohon untuk dimakan, kecuali buah dari pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat. Bahkan di ayat 4, ular secara langsung melawan kebenaran Allah, “Sekali-kali kamu tidak akan mati …,” padahal Allah telah menyampaikan bahwa, “… pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati” (Kej. 2:17). Di sini bukan hanya informasi salah yang diberikan, tetapi upaya sistematis untuk melawan kebenaran dan merendahkan karakter Allah.

Di dalam sejarah Israel, ada peristiwa menarik yang dicatat dalam 1 Raja-raja 22. Ketika ada upaya Ahab, raja Israel mengajak Yosafat, raja Yehuda untuk melawan Aram dan merebut Ramot-Gilead, para nabi palsu dari Ahab mendukung rencana ini dengan bernubuat seolah-olah dari Tuhan. Namun nabi Mikha menyampaikan bahwa nubuatan mereka sesungguhnya adalah nubuatan palsu yang diberikan oleh roh tertentu dengan seizin Tuhan untuk membuat Ahab terbunuh. Karena kata-kata ini, Zedekia dari pihak Ahab menampar pipi Mikha. Ternyata Mikha yang benar dan Ahab terbunuh. Jadi tindakan dusta yang didorong oleh roh tersebut dan diungkapkan oleh para nabi palsu Ahab menjadi alat bukan hanya untuk menentang Tuhan tetapi juga untuk menjalankan keadilan Tuhan.

Para nabi sejati yang menyuarakan Firman dari Allah juga harus berhadapan dengan berbagai nabi palsu. Para nabi palsu bukan hanya bernubuat hal yang berlawanan dengan yang disampaikan para nabi sejati, tetapi juga melakukan penganiayaan terhadap para nabi sejati. Nabi Yeremia di dalam kitab Yeremia 23:16-32 memberitahu bahwa nubuatan palsu itu menyesatkan. Para nabi palsu berbicara berdasarkan apa yang ada dalam pikiran mereka dan bukan dari firman Tuhan. Hal serupa disampaikan oleh nabi Yehezkiel dalam Yehezkiel 13:1-16. Sekalipun tidak ditulis ada iblis di dalamnya, berdasarkan peran iblis yang melawan kebenaran Allah, dapat disimpulkan bahwa iblis berperan dalam proses penyampaian nubuatan dari nabi palsu, seperti yang telah terjadi pada kasus Ahab di atas.

Ketika Yesus menyebutkan bahwa iblis adalah pendusta dan bapa segala pendusta, Dia juga menyampaikan bahwa tidak ada kebenaran di dalam diri iblis (Yoh. 8:44). Dengan perkataan lain, natur ontologis iblis adalah pendusta. Ketika menyebutkan iblis sebagai bapa pendusta, yang dimaksudkan-Nya adalah bahwa iblis terus bekerja menggunakan natur pendustanya. Iblis adalah sumber dan penggerak dusta di dunia. Bahkan iblis pun berani menyimpangkan penafsiran atas Firman Allah ketika mencobai Yesus (Matius 4:1-11 dsb).

Rasul Paulus menyampaikan bahwa iblis dapat menyamar sebagai malaikat terang, dan ini dibicarakan Paulus ketika menyebut para rasul palsu, pekerja curang yang menyamar sebagai rasul Kristus (2 Korintus 11:13-15). Ini mengindikasikan iblis bekerja bahkan di dalam gereja dengan memakai berbagai pengajar palsu. Di dalam Efesus 6, ketika mendorong orang percaya untuk memakai perlengkapan senjata rohani, Paulus mengingatkan bagaimana iblis menjalankan tipu muslihat terhadap orang percaya. Istilah yang dipakai untuk tipu muslihat (Yun. methodeia) menggambarkan sesuatu yang sistematis, terancang, dan disengaja. Jadi, semua pekerjaan iblis bukan sambil lalu, tetapi terencana komprehensif. Ini dilakukannya untuk seluruh dunia (Why. 12:9) dan terus sampai kepada akhir zaman (1 Yohanes 2:22; Why. 20:3, 8).

Dari gambaran ringkas yang dinyatakan Alkitab, kita melihat bagaimana iblis adalah sosok real, yang secara ontologis selalu dalam keadaan berdusta tanpa kebenaran, melawan Allah, menyesatkan seluruh dunia secara sistematis, dari dahulu sampai kepada akhir zaman, ketika akhirnya dia dihancurkan dan dibuang ke neraka. Pengaruhnya sangat besar karena memakai religiusitas untuk penipuan, seolah-olah menghormati Allah padahal mencampakkan Allah.

Karena itu, orang percaya perlu terus menyadari peperangan rohani yang berlangsung di balik dunia yang terlihat (bdk. Ayub 1), menguji segala sesuatu dengan Firman Tuhan (1 Tesalonika 5:21; Kisah 17:11) dan mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah (Efesus 6). Gereja harus selalu menyatakan kebenaran, berfungsi untuk mengajarkan kebenaran kepada jemaat, menjaga jemaat agar tidak terkecoh dengan pengajaran sesat dan penipuan zaman (Efesus 5:11). Gereja harus terus menjaga agar doktrinnya dan hidup para pelayannya benar sesuai Firman Tuhan. Sekalipun kuasa dan pengalaman iblis sedemikian dahsyat, orang percaya tidak perlu takut karena kita memiliki Roh Kudus yang lebih besar dari roh yang ada di dalam dunia (1 Yohanes 4:4). Kebangkitan Kristus memperlihatkan kepastian kuasa dan kemenangan-Nya atas iblis, yang akan disempurnakan ketika Kristus datang untuk kedua kalinya. Pada saat itulah iblis dan seluruh malaikatnya akan dimasukkan ke dalam lautan api sampai selama-lamanya (Why. 20:10). **TDK