Arsip tema sepekan

Bagikan artikel ini :

Turning Point: Taste & See the Goodness of God in Life Crisis (Titik Balik: Kecap & Lihatlah Kebaikan Tuhan dalam Krisis Hidup)

1 Samuel 21:10-15; Mazmur. 34

EKSPRESI PRIBADI

Jim Bakker, pendiri PTL Club, mengalami kejatuhan besar akibat skandal moral dan keuangan. Dalam pelariannya dari tanggung jawab, ia justru jatuh lebih dalam. Namun di penjara, ia mengalami titik balik rohani. Ia bertobat, menulis buku I Was Wrong, dan kembali melayani dengan cara yang lebih rendah hati. Kisahnya mencerminkan satu kebenaran: sering kali Tuhan memakai kejatuhan terdalam untuk memulai perubahan terbesar. Apakah Anda pernah mengalami kegagalan di masa lalu dan bagaimana Anda mengalami titik balik dan pemulihan dari Tuhan? Bagikan pengalaman Anda di dalam Care Group Anda!

EKSPLORASI FIRMAN

Demikian juga Daud, ia dulunya gagah berani, kini terlihat ketakutan, berputus asa dan kehilangan arah. Inilah salah satutitik balik emosional dan rohani dalam hidupnya. Perikop 1 Samuel 21:10–15 berlatar belakang masa pelarian Daud dari kejaran Raja Saul yang iri dan ingin membunuhnya. Apa yang dilakukan Daud dan apa yang dapat kita pelajari dari pengalaman hidupnya?

Pertama, Daud melarikan diri karena ketakutan. Ayat 10,"Daud bangkit dan lari pada hari itu juga karena takut kepada Saul, lalu pergi kepada Akhis, raja Gat." Setelah dibantu oleh Imam Ahimelekh, Daud melanjutkan pelariannya ke Gat, kota musuh, daerah asal Goliat. Kenapa? Karenaia takut kepada Saul. Daud mengambil keputusan berdasarkan rasa takut, bukan iman. Ini menandai sebuah titik balik di mana Daud yang dulunya penuh iman menghadapi Goliat, sekarang dikendalikan oleh rasa takut. Rasa takut membuat Daud memilih jalan pintas yang berbahaya. Karena ia mencari perlindungan di tempat yang salah yang secara logika membahayakan jiwanya, namun Tuhan menyertainya. Sama seperti Daud, kita pun hari ini terkadang mengandalkan hikmat atau strategi manusiawi kita dan melupakan pimpinan Tuhan. Mari, sadarlah dan bertobatlah!

Kedua, Daud mencoba menyamar, tapi tetap dikenali. Ayat 11-12,"Tetapi pegawai-pegawai Akhis berkata kepadanya: 'Bukankah ini Daud, raja negeri itu? … Daud memperhatikan perkataan itu dan menjadi sangat takut kepada Akhis, raja Gat." Para pegawai Raja Akhis tahu siapa Daud. Mereka bahkan mengutip lagu populer tentang Daud: "Saul mengalahkan beribu-ribu, tetapi Daud berlaksa-laksa." Mendengar hal itu, maka ketakutan Daud makin bertambah besar kepada raja Akhis. Daud, sang pemenang atas Goliat, kini gemetar karena manusia. Ini kontras dengan keberaniannya saat percaya penuh pada Allah. Ketika fokus beralih dari Tuhan kepada ancaman manusia, iman melemah dan ketakutan mengambil alih. Ini menunjukkan bahwa manusia pilihan Tuhan pun bisa jatuh saat kehilangan orientasi rohani. Ketika dunia menekan kita untuk menyamarkan iman demi aman atau nyaman, ingatlah: dunia bisa mengenali siapa kita, dan lebih penting lagi, Allah tidak pernah keliru tentang identitas kita. Jangan menjual martabat rohani demi rasa aman sesaat. Beranilah menjadi terang bagi dunia sekalipun di negeri orang Filistin.

Ketiga, Daud berpura-pura gila. Ayat 13-15,"Sebab itu ia mengubah sikapnya di depan mereka dan berpura-pura gila...". Ketika identitasnya terbongkar, ia menjadi sangat takut dan berpura-pura gila agar tidak dibunuh. Akhis merasa jijik dan berkata, "Apakah aku kekurangan orang gila?" Ini anti-klimaks dari sosok pahlawan Daud dan justru saat itulah Tuhan mulai bekerja. Peristiwa ini mencerminkan titik terendah dalam kehidupan Daud, sebuah masa yang penuh ketakutan, tetapi juga menjadi titik balik rohani yang mendorongnya kembali bersandar kepada Allah. Di titik rendah inilah, Daud mulai belajar bahwa kekuatan sejatinya bukan pada keberanian atau strategi, tetapi pada penyertaan Tuhan. Dari Gat, tempat yang memalukan, Tuhan membentuk kembali jiwa Daud. Setelah peristiwa di Gat, Daud menulis Mazmur 34. Mazmur ini menjadi refleksi bahwa Tuhan itu dekat dengan orang yang remuk hatinya (Mzm. 34:19). Dari pengalaman yang memalukan dan menyakitkan ini, lahirlah pujian dan iman yang murni.

Tuhan kadang mengizinkan kita jatuh ke tempat yang paling rendah, supaya kita belajar bergantung penuh pada-Nya, bukan pada kekuatan atau reputasi kita. Karenadi balik titik balik yang menyakitkan itu, ada tangan Tuhan yang membentuk dan mengangkat kita kembali. Biarlahsetiap kejatuhan kita menjadi awal pertobatan, bukan akhir cerita. Dalam Kristus, tidak ada kehidupan yang terlalu hancur untuk dipulihkan. Bahkan dari titik terendah, Tuhan sanggup memulai sesuatu yang baru.(SL)

APLIKASI KEHIDUPAN

PENDALAMAN:

Dalam tekanan dan krisis, apakah Anda masih percaya bahwa Tuhan memegang kendali? Ataukah Anda lebih cepat bertindak dalam kepanikan seperti Daud yang berpura-pura gila, daripada mencari pertolongan Tuhan?

PENERAPAN:

Dalam tekanan dan risiko, bagaimana Anda bisa tetap menjadi saksi Kristus, bukan dengan kepura-puraan, tetapi dengan keberanian rohani? Apakah dalam keluarga Anda ada area di mana Anda berpura-pura baik-baik saja, padahal sebenarnya butuh pemulihan dari Tuhan?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.