Our Nations Needs People of Faith

1 Sam. 17:40-51
EKSPRESI PRIBADI
Tak terasa kita kembali merayakan ulang tahun negara kita, kini yang kedelapan puluh tahun. Pertanyaannya adalah, bagaimana keadaan bangsa kita saat ini? Begitu banyaknya permasalahan dan carut-marut dalam dunia politik, hukum, bahkan perekonomian. Tak heran beberapa merasakan keidakpuasan dan mengambil langkah untuk melakukan demonstrasi.
Melihat masalah-masalah ini, kita merasa seperti berhadapan dengan raksasa. Memangnya siapa kita sehingga kita berpikir dapat mengalahkan raksasa tersebut? Secara pribadi, satu-satunya kontribusi yang kita lakukan selama ini mungkin hanyalah membayar pajak Namun, membayar pajak adalah sebuah kewajiban yang harus dipenuhi setiap orang yang tinggal di tanah air tercinta ini. Ada orang yang berkelakar, “pajak adalah uang kos untuk hidup.” Memang benar adanya. Sekadar membayar pajak adalah hal yang dilakukan semua orang, baik yang percaya maupun yang tidak. Apa yang harus kita lakukan, secara spesifik sebagai orang Kristen, untuk berpartisipasi di negara ini sekaligus menjadi terang bagi bangsa dan negara? Apalagi jika kita bukanlah orang-orang yang Tuhan panggil untuk berkiprah di dunia politik dan hukum? Kontribusi seperti apakah yang dapat kita berikan?
EKSPLORASI FIRMAN
Bacaan Alkitab hari ini mungkin sudah sering kita dengar sejak sekolah Minggu. Daud mengalahkan Goliat. Adalah hal yang wajar jika kita menempatkan diri di posisi Daud. Kita-lah yang dipanggil Tuhan untuk menumbangkan raksasa tersebut. Kita-lah yang melemparkan batu tersebut dan mematikan Goliat dalam sekali lempar. Kita jugalah yang menerima pui-pujian dan kekaguman seluruh rakyat atas kepahlawanan kita. Tidak heran ada film Kristen terkenal berjudul “Facing the Giants” bahkan buku rohani berjudul “Facing Your Giants.” Kita semua mau menjadi Daud yang menyelesaikan masalah tersebut. Tetapi, bagaimana kalau tidak?
- Daud, Seorang Sok Jago?
Perikop sebelum bagian yang kita baca mengisahkan bagaimana tidak ada satu orangpun yang mendukung Daud. Ketika Daud tiba di medan pertempuran dan bertanya kepada rakyat bertanya tentang Goliat dan apa upah yang akan diberikan kepada orang yang mengalahkannya, mereka hanya menjawab, “begitulah akan dilakukan kepada orang yang mengalahkan dia” (1Sam. 17:27). Memang nuansa jawaban ini tidak terlihat dalam teks, tetapi jika kita membaca bagaimana Daud perlu bertanya lagi kepada orang lain pertanyaan yang sama dan lagi-lagi mendapat jawaban yang sama (1Sam. 17:30), kita akan mendapati bahwa orang-orang ini menjawab sekedarnya, bahkan mungkin dengan kasar.
Tak hanya rakyat, kakak tertua Daud, Eliab, malah terang-terangan memarahinya dan menyuruhnya kembali ke domba-dombanya (1Sam. 17:28-29). Bahkan lebih dari para rakyat dan Eliab, kita diceritakan bagaimana Saul memanggil Daud, hanya untuk melemahkan semangatnya (1Sam. 17: 33). Baru sesudah Daud menjawab perkataan Saul, Saul mengenakan pakaian perangnya kepada Daud. Apakah hal ini dilakukan Saul dengan maksud baik? Tidak. Ini adalah bagaimana Saul seolah mengatakan secara tidak langsung kepada Daud, “kamu pakai baju ini saja tidak bisa. Bagaimana bisa kamu menyaingi kekuatanku dan mengalahkan Goliat?” Daud pun memilih berperang tanpa perlengkapan itu.
Apa yang sebenarnya terjadi? Para rakyat, Eliab, serta Saul sebenarnya sedang meremehkan Daud! “Kenapa sih kamu ikut campur? Pergi sana!” “bocah seperti kamu bisa apa?!” Tidak ada satupun yang menyemangati Daud. Tidak ada satupun yang mengapresiasi kehadirannya, bahkan kakak-kakaknya yang dibawakan roti olehnya (1Sam. 17:17). Di mata orang-orang ini, Daud hanyalah bocah sok jago yang ingin main pahlawan kesiangan. Orang-orang yang seharusnya mendukungnya malah merendahkannya. Tetapi Daud tetap maju dengan kuasa Tuhan, dan itulah yang memberikan kepadanya kemenangan.
- “Daud-Daud” di Sekitar Kita
Tidakkah hal ini mengingatkan kita akan sesuatu? Mungkin kita bukanlah Daud yang berhadapan dengan Goliat. Mungkin Tuhan menempatkan “Daud-Daud” yang lain untuk mengatasi masalah yang besarnya seperti raksasa itu. “Daud-Daud” ini tidak lain dan tidak bukan adalah mereka yang berada di pemerintahan, dunia hukum, perekonomian negara, mereka yang menenangkan tender proyek pemerintahan, aktivis mahasiswa dalam bidang kemasyarakatan, dan sebagainya. Sama seperti Daud, mereka memiliki idealisme untuk melawan masalah-masalah yang besar di negara ini seperti praktek korupsi, nepotisme, dan lain-lain.
Tapi, apa yang kita lakukan terhadap mereka? Kita meremehkan mereka, baik secara terucap maupun dalam hati, “memangnya kamu bisa apa?” “kamu idealis sekarang, tapi nanti pasti kamu akan jadi sama jeleknya dengan mereka!” “sudahlah, jangan sok jago.” Itulah yang menjadi penghakiman kita. Bukannya mendukung, kita malah mematahkan semangat saudara-saudari kita seiman yang Tuhan panggil berada di sana. Padahal, mereka-lah ujung tombaknya, yang berhadapan dengan “Goliat-Goliat” secara langsung. Orang-orang yang seharusnya kita apresiasi, karena negara kita membutuhkan orang-orang beriman seperti mereka, malah kita remehkan bahkan manfaatkan untuk kepentingan kita.
Tidak semua kita adalah Daud. Tetapi jika kita mengenal Daud-Daud yang demikian, bagaimana sikap kita terhadap mereka? Apakah seperti para rakyat, Eliab, dan Saul terhadap Daud? Berikan semangat dan bawa mereka dalam doa Anda. (DBO)
APLIKASI KEHIDUPAN
Pendalaman
Dalam kehidupan bernegara, dimanakah Tuhan tempatkan Anda? Apakah sebagai “Daud” yang berada di medan perang dan berhadapan langsung dengan permasalahan-permasalahan raksasa, atau sebagai rakyat yang seharusnya mendukung Daud?
Penerapan
Jika Anda berada di posisi para rakyat, apakah Anda mengenal Daud-Daud di sekeliling Anda? Pernahkah Anda menyatakan apresiasi Anda akan kehadiran mereka dalam bidang-bidang tersebut dan mendukung mereka? Pernahkah Anda membawa mereka dalam doa-doa Anda?
SALING MENDOAKAN
Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain