Bagikan artikel ini :

Fathers On The Frontline [Ayah di Garda Depan: Iamam dalam Keluarga]

Ayub 1:1–5; 1 Timotius 2:8

EKSPRESI PRIBADI

Tuhan menciptakan pria dan perempuan dengan perannya masing-masing. Seorang pria dalam perannya sebagai seorang pria dituntut untuk menjadi pria yang baik dan sebagaimana mestinya. Demikian juga dengan perempuan sebagai perannya sebagai seorang perempuan dituntut untuk menjadi perempuan yang baik dan sebagaimana mestinya. Namun peran pria dan perempuan akan semakin kompleks jika mereka telah berkeluarga dan dipercaya menjadi seorang ayah dan ibu bagi anak-anak mereka.

Dalam peran kita sebagai seorang ayah saat ini, ayah seperti apa yang telah kita perankan dalam keluarga kita? Ayah seperti apakah yang anak kita lihat dalam keseharian kita? Atau ayah seperti apakah yang istri kita lihat dalam keseharian hidup kita? Apakah kita menjalankan peran ayah yang mengikuti teladan dari ayah kita? Atau kita menjadi ayah yang berbeda sesuai dengan kehendak Tuhan? Mari sharingkan dalam kelompok masing-masing kriteria ayah seperti apa yang kita inginkan dan apakah kita sudah menjadi seperti itu!

EKSPLORASI FIRMAN

Ayub merupakan sebuah gambaran ayah yang sangat ideal pada zaman itu. Dikatakan ideal karena kehidupan dari Ayub dituliskan dengan jelas bahwa ia adalah seorang yang saleh dan jujur. Ditambahkan lagi bahwa Ayub juga adalah seorang yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Kesalehan dan kejujuran dari Ayub menjadi kriteria yang menggambarkan kehidupan moral dan perbuatan Ayub adalah sangat baik pada waktu itu. Bukan hanya kehidupan moral dan perbuatannya yang baik, melainkan kehidupan pribadinya dengan Tuhan juga sangat baik dan bahkan ia selalu berusaha hidup lurus di hadapan Tuhan. Dengan kata lain, Ayub adalah sosok ayah yang sangat sempurna pada waktu itu bagi istri dan anak-anaknya. Bukan hanya dari sisi karakter dan perbuatan yang baik di hadapan Tuhan maupun di hadapan sesamanya, Ayub juga disebutkan adalah seorang yang kaya raya pada waktu itu dan memiliki banyak sekali kambing domba, unta dan lembu serta keledai dan banyak sekali budak-budak yang bekerja untuk dia. Dan bahkan dituliskan bahwa ia adalah yang terkaya dari semua orang di sebelah timur pada waktu itu. Sekali lagi, kita menemukan Ayub yang digambarkan sebagai seorang ayah yang sangat amat sempurna baik secara materi maupun rohaninya.

Bagaimana kehidupannya sebagai ayah bagi anak-anaknya? Dituliskan bahwa kebiasaan anak-anak dari Ayub adalah sangat suka mengadakan pesta secara bergiliran dan makan serta minum bersama-sama. Ayub mengetahui kebiasaan anak-anaknya yang suka melakukan itu dan setiap kali anak-anaknya mengadakan pesta, maka Ayub akan menguduskan mereka dan kembali mengajari mereka untuk hidup seperti apa yang dikehendaki oleh Tuhan dan juga senantiasa meminta pengampunan dari Tuhan jika ada perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan yang mereka lakukan dengan mempersembahkan korban bakaran bagi Tuhan. Sekali lagi kita melihat, Ayub adalah seorang ayah yang sangat sempurna baik luar maupun dalam dan bahkan secara pribadi maupun di dalam konteks keluarganya. Ayub menjadi teladan ayah yang sangat luar biasa yang dituliskan dalam Alkitab bagi kita saat ini.

Tentu, kita bertanya, apakah masih ada orang seperti Ayub di dalam zaman ini? Di dalam segala perbuatan, tutur kata dan teladan yang dilakukan, apakah masih ada orang seperti Ayub di dunia ini? Atau mungkin saat ini, kita sedang membandingkan diri kita dengan figur Ayub yang dituliskan dalam Kitab Suci dan kita merasa sungguh sangat bertolak belakang antara apa yang kita lakukan dengan apa yang Ayub lakukan. Kita mungkin merasa tidak akan mungkin dapat melakukan hidup seperti Ayub yang sangat luar biasa. Saya yakin, kitab Ayub dimasukkan di dalam Alkitab bukan untuk mengagumi Ayub dengan segala keteladanannya dan kehebatannya di dalam menjalani perannya sebagai seorang ayah. Kitab Ayub ditulis untuk menggambarkan bahwa di balik Ayub yang luar biasa, tetap ada anugerah Tuhan di dalam kehidupannya yang memampukan ia untuk hidup berkenan di hadapan Tuhan. Jika Anda saat ini masih bertanya apakah sudah menjadi ayah yang baik dan sesuai dengan harapan anak-anak dan istri saya, atau belum. Saran saya, Anda harus mulai mengoreksi hidup Anda di hadapan Tuhan. Apakah selama ini saya sudah melakukan Firman Tuhan? Apakah saya sudah menjadi ayah yang seperti dituliskan di dalam Firman Tuhan? Apakah saya sudah menjadi ayah yang takut akan Tuhan? Apakah saya sudah menjadi teladan kesalehan dan kejujuran bagi istri dan anak saya? Apakah anak dan istri saya dapat melihat karakter Kristus di dalam hidup saya? Dan ingatlah, selalu ada anugerah Tuhan untuk membawa kita menjadi seorang ayah yang baik bagi istri maupun anak-anak kita. Tidak peduli seburuk atau sejelek apapun peranmu saat ini di dalam keluargamu, mari kembalilah kepada Tuhan dan hiduplah mengikuti Firman Tuhan, maka anugerah Tuhan akan membawamu menjadi seorang ayah yang sama seperti Ayub. [HH]

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Sebagai seorang ayah, keteladanan apa yang sudah Ayub ajarkan dan tunjukkan dalam keluarganya?

Penerapan

Hal-hal apa saja yang akan Anda harus lakukan untuk menjadi seorang ayah yang baik dan sesuai kehendak Kristus?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.