Terhubung Dengan Allah
Matius 6:7-8
Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.
- Matius 6:8
Tuhan menciptakan manusia dengan sebuah kepekaan pada keilahian-Nya, John Calvin menyebut hal ini sebagai sensus divinitatis. Kepekaan membuat manusia menyadari ada sebuah “kuasa” atau “pribadi” yang lebih daripada dirinya di dunia ini. Konsep agama sebenarnya berasal dari kepekaan manusia ini karena agama adalah usaha-usaha manusia untuk terhubung dengan Allah.
Tidaklah salah menganggap kekristenan sebagai salah satu agama karena di dalamnya ada sistem yang membantu manusia terhubung dengan Allah. Kekristenan secara permukaan terlihat sebagai salah satu usaha manusia untuk menjangkau Allah, tetapi secara mendalam kekristenan adalah usaha Allah menjangkau manusia. Dosa membelenggu manusia, membuatnya mustahil keluar dari ikatan dosa sampai ada Pribadi yang melepaskannya. Pribadi ini adalah Yesus! (Yoh. 3:16).
Tuhan Yesus menjangkau manusia dan membuka jalan untuk manusia kembali terhubung dengan Allah. Hubungan manusia dengan Allah berubah, dari Allah sebagai Pencipta menjadi Bapa dari anak-anak. Kita adalah anak-anak Allah Bapa (Yoh. 1:12). Kebenaran ini terefleksi dalam pengajaran Tuhan Yesus mengenai doa, “Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan (usaha untuk menjangkau Allah). Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.” (Mat. 6:7-8).
Tuhan Yesus meminta kita untuk terhubung dengan Allah lebih daripada orang-orang yang tidak mengenal-Nya, yaitu dengan relasi yang lebih personal. Orang yang tidak mengenal Allah menganggap Dia seperti vending machine yang akan memberikan yang ia maui dengan harga yang tepat. Orang yang mengenal Allah percaya bahwa Dia sudah menyediakan yang diperlukan oleh anak-anak-Nya. Kadang yang diperlukan manusia bukan hanya makanan enak atau permen yang manis, tetapi juga obat pahit atau minyak ikan agar anak-anak-Nya sehat. Bapa di surga tahu apa yang kita perlukan.
Tekanan kehidupan terkadang memaksa kita berjuang sendirian melawan dunia. Namun sesungguhnya, Bapa yang baik terus melihat dan menopang segala perjuangan kita. Jangan meragukan kebaikan-Nya saat kita berada dalam tekanan kehidupan, tetaplah terhubung dengan Allah. Terus berdoa dan miliki relasi yang personal dengan-Nya maka Anda akan menyaksikan Allah Bapa itu baik.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda masih meyakini bahwa Bapa yang baik terus berusaha menjangkau Anda dalam segala keberdosaan Anda? Apa buktinya?
- Apa usaha-usaha yang Anda lakukan agar selalu terhubung dengan Allah? Bagaimana Anda membina relasi yang personal dengan-Nya?