Tanda Untuk Gideon (1)
Hakim-hakim 6:13-24
Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah,—yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit—, maka hal itu akan diberikan kepadanya.
- Yakobus 1:5
Sebagai seorang hamba Tuhan, salah satu pertanyaan yang paling sering saya dapatkan adalah bagaimana cara mengetahui kehendak Tuhan, mulai dari “apakah Tuhan mau aku masuk di jurusan ekonomi atau kedokteran?”, “apakah Tuhan mau aku berpacaran dengan pria itu atau menunggu yang lain?”, “apakah Tuhan mau aku tidak meluluskan mahasiswaku yang menyontek atau justru menunjukkan pengampunan dan memberikan kesempatan kedua?”, dan lain sebagainya. Tentu saja saya merasa terhormat mendapat kepercayaan untuk boleh mendengar pergumulan-pergumulan spiritual tersebut. Namun sayang sekali, saya bukan Tuhan. Saya hanya hamba Tuhan dan kadang saya pun tidak tahu jawabannya. Jadi, yang saya bisa lakukan adalah berdoa bersama saudara-saudari seiman tersebut dan terus mengingatkan mereka agar berdoa dan meminta tanda, tuntunan, dan hikmat dari Tuhan sendiri.
Itulah yang dilakukan Gideon, meminta tanda dari Tuhan. Ketika Malaikat TUHAN memanggilnya untuk memerangi orang Midian, Gideon memohon sebuah tanda dari-Nya (ay. 17). Tuhan berkenan akan permohonannya. Tuhan menunggu sampai Gideon keluar membawa daging dan roti (ay. 18-19), menyuruhnya menuangkan kuah di atas suguhan tersebut (ay. 20), dan memberikan tanda kepadanya dengan membakar habis hidangan tersebut (ay. 21). Pada saat itulah Gideon tahu bahwa Sosok itu benar-benar Malaikat TUHAN (ay. 22).
Seringkali kita berpikir lebih baik datang kepada seseorang yang kita rasa lebih rohani—entahkah hamba Tuhan, pembimbing rohani, atau orang-orang yang kita anggap lebih spiritual—untuk mendapatkan petunjuk. Ini tidak salah. Namun, bukankah lebih baik jika kita memohon serta mendapatkan konfirmasi tersebut dari Tuhan sendiri, tanpa melalui perantara manusia? Sebagaimana Malaikat TUHAN menjadi satu-satunya perantara antara Gideon dan Allah, demikian Tuhan Yesus adalah perantara kita satu-satunya, bukan orang-orang lain.
Anda tidak sedang mencobai Tuhan ketika meminta hikmat atau tanda dari Tuhan. Gideon melakukannya, demikian juga yang Rasul Yakobus himbaukan kepada pembaca suratnya (Yak. 1:5). Mungkin sekali momen-momen meminta tanda dan hikmat ini justru dipakai Tuhan untuk kembali mengintimkan komunikasi Anda dengan-Nya, khususnya ketika Anda sudah makin jauh dari-Nya.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda saat ini sedang mengalami kebimbangan dalam mengambil keputusan dan tidak bisa melangkah?
- Siapa orang yang pertama kali Anda datangi dalam situasi ini? Apakah Tuhan melalui doa dan permohonan, atau kepada orang lain?