Superhero Yang Sebenarnya
Hakim-hakim 16:23-31
Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: “Orang benar akan hidup oleh iman.”
- Roma 1:17
Akhirnya, kita mencapai bagian akhir dari hidup hakim superhero paling terkenal di Israel: kematian Simson. Tidak tahan lagi dengan segala penghinaan yang dialaminya sebagai tawanan Filistin, Simson yang kini lemah dan buta meminta kepada Tuhan untuk memberinya kekuatan terakhir (ay. 28). Tuhan menjawab doanya dan dengan kekuatan tersebut, Simson merubuhkan kuil dewa Dagon, seketika menewaskan lebih banyak orang dari jumlah yang pernah dibunuhnya semasa hidup (ay. 30).
Itulah Simson. Hakim yang kelahirannya diawali dengan pesan malaikat (Hak. 13) dan diberi kekuatan bak superhero sebagai nazir. Akan tetapi, ia melanggar seluruh kenazirannya: tidak boleh memegang mayat, minum anggur, dan dicukur rambutnya. Akhirnya, ia kehilangan kekuatannya dan mati dalam kehinaan. Tragedi ini terjadi karena seumur hidupnya, Simson terus-menerus jatuh dalam dosa seksual. Lebih-lebih lagi, tidak pernah sekalipun dikisahkan Simson bertobat. Jangankan bertobat, menyesal saja tidak! Yudas yang mengkhianati Tuhan Yesus saja setidak-setidaknya bisa merasa menyesal (Mat. 27:3), tetapi Simson tidak. Tragisnya, ketika Simson meminta kekuatan terakhir dari Tuhan, apakah ia memintanya “supaya aku dapat memuliakan-Mu di tengah-tengah penyembah-penyembah berhala ini”? Atau “supaya aku dapat mengalahkan musuh-musuh umat-Mu”? Tidak! Sematamata “supaya dengan satu pembalasan juga kubalaskan kedua mataku…” (ay. 28). Dengan kata lain, demi balas dendam.
Menurut Anda, apakah Simson diselamatkan? Melihat segala dosa dan akhir hidupnya yang tragis, Anda mungkin berpikir tidak. Anehnya, Ibrani 11:32 menyebut Simson sebagai salah satu saksi iman. Artinya, Simson diselamatkan karena ia beriman dan keselamatan didapatkan oleh karena iman (sola fide).
“Memangnya, kapan Simson pernah beriman?” Jawabannya ada pada doa terakhirnya. Ya, doanya dimotivasi dendam. Namun di dalam doanya, Simson menemukan iman sejati. Iman yang mengatakan bahwa bukan ia superhero-nya, melainkan Tuhan. Tuhan-lah yang memberinya kekuatan superhero tersebut.
Seringkali kita berpikir diri kita adalah superhero, baik dalam keluarga, pekerjaan, maupun pelayanan. Ini-itu tidak akan berjalan kalau tidak ada aku, kita berpikir dengan sombongnya. Padahal, mengandalkan diri sendiri adalah kebalikan dari iman. Kalau Anda mengaku orang beriman, berarti Anda tidak bisa menjadi superhero. Sebab, hanya Tuhan-lah Superhero yang sebenarnya.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda pernah merasa bahwa dalam suatu lingkungan, misalnya pelayanan atau pekerjaan, tidak akan bisa berjalan tanpa Anda? Mengapa Anda berpikir demikian?
- Apa dampak negatif dari pikiran-pikiran demikian? Bagaimana langkah praktis Anda untuk lebih mengandalkan Tuhan dibandingkan diri sendiri?