Sombong Rohani
Hakim-hakim 20:15-28
Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
- 1 Petrus 5:6
Bagian ini mungkin merupakan salah satu bagian paling membingungkan di seluruh Kitab Hakim-hakim. Pertanyaannya jelas: mengapa orang Israel bisa sampai kalah dan gagal, bahkan meski Tuhan yang menyuruh mereka maju?
Bayangkan betapa anehnya keadaan ini. Orang Israel yang berjumlah 400.000 orang (ay. 17) melawan suku Benyamin yang hanya 26.000 orang ditambah 700 penduduk Gibea (ay. 15). Hampir 15x lipat lebih banyak. Tak hanya itu, dua kali mereka bertanya kepada Tuhan dan dua kali pula Tuhan menyuruh mereka untuk maju (ay. 18, 23). Baru sesudah yang ketiga kalinya mereka berhasil. Bagaimana bisa? Mengapa mereka kalah sampai dua kali dan kehilangan total 40.000 prajurit (ay. 21, 25)? Apakah Tuhan sedang membohongi mereka dua kali berturut-turut?
Jawabannya terletak kepada detail pendek di ayat 18, 23, dan 26. Pada ayat 18, mereka sekadar bertanya. Pada ayat 23, mereka menangis sebelum kemudian bertanya. Pada ayat 26, mereka juga berpuasa dan mempersembahkan korban. Berpuasa di dalam Perjanjian Lama selalu berkaitan dengan merendahkan diri di hadapan Tuhan. Ingat, kesebelas suku Israel ini maju berperang untuk menghukum orang-orang Gibea. Sangat mungkin sekali mereka maju dengan sebuah kesombongan, perasaan superior secara spiritual, dan sikap menghakimi. Mereka bak orang-orang Farisi yang hendak menjatuhi hukuman mati kepada pezinah yang mereka anggap lebih berdosa dari mereka (Yoh. 8:1-11). Ini tidak benar. Di sepanjang Kitab Hakim-hakim, Israel secara keseluruhan telah menjadi bobrok, tidak hanya suku Benyamin. Itulah sebabnya Tuhan mengizinkan mereka mengalami kegagalan. Tuhan mengajarkan mereka untuk merendahkan diri. Mereka memerangi orang-orang Gibea bukan karena mereka lebih saleh, tetapi semata-mata karena Tuhan memakai mereka sebagai alat untuk menghajar orang-orang Gibea. Tidak ada tempat untuk kesombongan rohani di sini.
Sebagai orang-orang yang aktif di gereja, mudah sekali menjadi sombong seperti orang-orang Israel dan orang-orang Farisi di zaman Tuhan Yesus, terutama saat melihat saudara seiman jatuh ke dalam dosa. Hati-hati, jangan-jangan kita duluan yang akan dihajar Tuhan karena kesombongan kita, sebelum orang yang berdosa itu. Seperti yang dipelajari sebelumnya, kita harus berani mengonfrontasi orang yang bersalah. Namun, biarlah kita melakukannya dengan kerendahan hati.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda pernah membanding-bandingkan kesalehan Anda dengan orang lain? Apakah sikap ini menyebabkan Anda menjadi sombong rohani?
- Apa yang dapat Anda lakukan untuk merendahkan diri Anda di hadapan Tuhan saat jatuh ke dalam dosa kesombongan rohani?