Semua Menjadi Satu
Filipi 2:1-11
karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,
- Filipi 2:2
Dalam kehidupan yang kita jalani pasti dipenuhi dengan relasi. Kita berelasi dengan keluarga, dengan teman, dengan jemaat gereja, bahkan berelasi dengan orang-orang yang tidak kita kenal, seperti saat berinteraksi dengan penjual di pasar, pengemudi ojol, dan sebagainya. Relasi yang dibangun bisa baik, tetapi bisa juga buruk.
Di dalam Surat Filipi, Rasul Paulus mengingatkan para jemaat untuk berelasi yang benar di dalam Kristus. Bagaimana relasi yang benar? Relasi yang bersatu. Kristus telah mempersatukan setiap pengikutnya (Yoh. 17:20-21). Karena itu, sebagai seorang pengikut Kristus, kita harus menunjukkan relasi yang bersatu dengan sesama pengikut Kristus baik dalam pikiran, kasih, dan tujuan (ay. 2). Kesatuan relasi ini seharusnya terjadi dalam hidup umat-Nya. Kesatuan relasi yang terbentuk bukan karena kecocokan secara karakter dan sifat, melainkan karena Kristus telah mempersatukan.
Untuk membangun relasi yang bersatu, diperlukan sikap rendah hati dan saling memperhatikan. Paulus menjelaskan dalam ayat 3-4, bahwa seorang pengikut Kristus harus memiliki kerendahan hati. Ia tidak lagi mencari kepentingan diri sendiri. Ketika berelasi ia bukan berfokus pada keinginan diri, melainkan melihat apa yang menjadi keinginan orang lain. Paulus mengingatkan agar seorang pengikut Kristus menganggap orang lain lebih utama. Ia akan memerhatikan orang lain, khususnya saudara-saudari seiman, tidak hanya memerhatikan diri sendiri. Seorang pengikut Kristus juga diharapkan mampu melihat dalam kasih, apa yang menjadi kepentingan dan kebutuhan orang-orang di sekitarnya.
Sikap rendah hati dan saling memerhatikan, menyatukan seluruh umat Allah. Mereka yang sungguh merendahkan hati dan saling memerhatikan satu sama lain, tentu akan menciptakan sebuah relasi komunitas bergereja yang bersatu. Hal ini terjadi karena tidak ada lagi keegoisan diri yang menghancurkan, melainkan kasih dari Kristus yang menyatukan. Kesatuan ini dilakukan agar nama Yesus Kristus semakin dimuliakan (ay. 10-11).
Yuk, sebagai umat Allah, kita memelihara sikap rendah hati dan saling memerhatikan. Tanggalkanlah keegoisan diri dan mulai memperhatikan kepentingan orang lain. Biarlah nama Kristus semakin dimuliakan melalui kesatuan yang terjadi dalam relasi yang dibangun. Bersama dengan Kristus, semua menjadi satu.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda sudah menghidupi sikap rendah hati dan memperhatikan sesama?
- Apa yang bisa Anda lakukan untuk memperlihatkan sikap rendah hati dan memperhatikan sesama saudara-saudari seiman?
