Sang Imam yang Menyatakan Tahir
Imamat 13:1-23
Kalau menurut pemeriksaannya penyakit itu telah berubah menjadi putih, haruslah imam menyatakan orang itu tahir; memang ia tahir.
- Imamat 13:17
Bayangkan Anda berada di ruang sidang sebagai terdakwa dalam sebuah kasus kriminal. Semua bukti menunjukkan bahwa Anda bersalah. Anda tahu Anda pantas dihukum. Namun, sebelum vonis dijatuhkan, seseorang yang sama sekali tidak bersalah datang dan menawarkan diri menanggung hukuman Anda. Hakim menerima tawaran tersebut dan menyatakan Anda “tidak bersalah”. Meskipun sebenarnya bersalah,
Anda dianggap tidak bersalah karena seseorang yang lain menanggung hukuman Anda. Ini adalah konsep kebenaran yang diperhitungkan, bukan didapatkan. Bagian firman Tuhan hari ini menyatakan kebenaran ini.
Imamat 13 mencatat ketentuan bahwa seseorang perlu memeriksakan dirinya kepada imam untuk memastikan apakah terjangkit penyakit kulit yang menajiskan (ay. 2). Imam akan melakukan prosedur-prosedur pemeriksaan untuk menentukan apakah penyakit tersebut dapat dikategorikan najis atau tidak (ay. 3). Prosedur harus dijalankan dengan benar bahkan termasuk memberikan waktu tujuh plus tujuh hari tambahan jika penyakitnya masih meragukan (ay. 4-6). Setelah menunggu di periode waktu tersebut dan mengamati dengan seksama, imam akan mengumumkan apakah penyakit kulit tersebut najis atau tidak (ay. 8). Imam memiliki wewenang sepenuhnya memberikan penilaian dan memproklamasikan apakah seseorang najis atau tidak. Kebenaran ini tercermin pada ayat 12 dan 13, yaitu saat penyakit tersebut sudah menutupi seluruh tubuh dari kepala hingga kaki maka ia akan diproklamasikan sebagai tahir. Dari segi medis hal ini sukar dimengerti. Namun, hal ini menyatakan secara rohani bahwa saat seseorang datang kepada Allah mengakui
dirinya adalah orang berdosa yang bobrok seutuhnya, dosa-dosanya akan diampuni dan ia diproklamirkan sebagai tahir. Inilah kebenaran yang diperhitungkan, bukan didapatkan. Ia masih najis ketika dinyatakan tahir. Ia masih berdosa ketika dinyatakan tak bersalah.
Kita murid-murid Yesus adalah orang-orang yang dibenarkan. Kita menjadi benar bukan karena kita tidak berdosa. Kita menjadi benar karena dinyatakan benar oleh Yesus Kristus. Dia yang telah rela mati bagi kita di atas kayu salib dan oleh karena darah-Nya kita memperoleh pengampunan, serta dinyatakan benar di hadapan Allah.
Refleksi Diri:
- Bagaimana respons Anda terhadap kenyataan bahwa Anda dinyatakan benar di hadapan Allah meskipun masih berdosa?
- Apa yang ingin Anda lakukan untuk lebih menghargai pengorbanan Yesus yang telah menanggung hukuman dosa Anda?