Rancangan Allah Bagi Keluarga
Ulangan 6:4-9
haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.
- Ulangan 6:7
Pernikahan adalah hubungan paling intim dalam kehidupan manusia. Namun, fakta hidup menyatakan bahwa dalam hubungan paling intim pun masih mungkin mengalami kesepian. Ini berimbas pada hubungan yang lain dalam keluarga, seperti hubungan orangtua-anak yang juga bisa mengalami masalah yang sama, dekat tapi ternyata terpisah. Alkitab memiliki visi bagi keluarga, visi yang berbeda dari kenyataan dunia karena Sang Perancang institusi keluarga tidak merancangnya untuk kesepian.
Allah, Sang Perancang keluarga, menetapkan visi bagi keluarga sebagai tempat adanya kasih, kebersamaan, dan sarana menyebarluaskan kehendak Allah. Rancangan Allah atas keluarga nyata sejak awal penciptaan manusia. Dia memberi mandat kepada manusia, “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” (Kej. 1:28). Makna tersirat dari kata “menaklukkan” (kabash) adalah manusia menggunakan atau mengelola sumber daya dunia bagi kebaikan diri, serta ciptaan-Nya. Allah menginginkan manusia berkeluarga sedemikian banyak agar seluruh bumi berada di bawah pengelolaan manusia sebagai perwakilan Allah (gambar dan rupa Allah).
Rancangan Allah bagi keluarga juga terulang dalam salah satu perintah paling penting bagi orang Israel, yaitu shema (Ul. 6:4-6). Para kepala keluarga harus membaca, membahas, dan mengulang tentang Taurat (firman Allah) kepada keluarganya dalam kondisi apa pun. Hal ini memastikan nilai-nilai firman Allah terukir di dalam hati setiap orang Israel dan kehidupan mereka menjadi kesaksian bagi bangsa-bangsa lain.
Saudara kekasih, Allah memiliki rancangan besar bagi keluarga kita. Allah rindu setiap keluarga berkarya melalui pekerjaan yang dipercayakan oleh-Nya. Kita diminta untuk bekerja “menaklukkan” sumber daya dunia agar memiliki hidup yang berlimpah. Bukan saja berlimpah berkat materi, tetapi juga berlimpah anugerah Allah, yaitu kasih dan kebersamaan dalam keluarga. Para orangtua juga diminta mengajarkan firman Tuhan secara berulang-ulang kepada anak-cucu. Ingatlah, kita adalah para pelayan Kristus yang tergabung dalam keluarga Allah. Berdoalah agar kita diberi hikmat dalam mengelola sumber daya dan mengajarkan keluarga kita bertumbuh di dalam kebenaran firman Tuhan.
Refleksi Diri:
- Apa pemahaman Anda selama ini tentang rancangan Allah bagi keluarga? Apakah ada kabash dan shema dalam pemahaman Anda?
- Bagaimana Anda akan mengajarkan keluarga Anda tentang mengelola sumber daya dan kebenaran firman Tuhan?