Percaya Meskipun Banyak Pertanyaan
Mazmur 13:1-6
Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-Mu. Aku mau menyanyi untuk TUHAN, karena Ia telah berbuat baik kepadaku.
- Mazmur 13:6
Dalam sebuah perjalanan yang panjang dan jauh, seorang anak kecil bertanya kepada ayahnya, “Papa, berapa lama lagi kita sampai?” Berselang beberapa menit kemudian sang anak kembali bertanya, “Pa, berapa lama lagi kita sampai?” Anak tersebut bertanya karena ingin segera sampai di tujuan dan sudah sangat lelah dalam perjalanan tersebut.
Raja Daud pun pernah bertanya kepada Tuhan, “Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku? Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih sepanjang hari? Berapa lama lagi musuhku meninggikan diri atasku?” (ay. 2-3).
Mazmur 13 termasuk dalam golongan mazmur ratapan. Daud meratap dan bertanya kepada Tuhan sampai empat kali, “Berapa lama lagi?” Daud merasa Tuhan melupakannya, seakan Dia sedang memalingkan wajah-Nya terhadap dirinya. Wajah Allah melambangkan kehadiran Allah. Daud merasa Allah telah meninggalkannya padahal perjalanan hidup masih panjang dan membuatnya lelah.
Ketika masalah datang, sebagian kita merasa Tuhan telah meninggalkan kita. Belajar dari perjalanan hidup Daud, ia dikenal sebagai raja yang gemar memuji Allah. Perhatikan awal perikop ini, Daud sedang menyatakan perasaan yang terdalam kepada Allah melalui sebuah ratapan. Tidak hanya itu, Daud juga memohon kepada Allah dengan gigih (ay. 4-5). Namun di ayat 6, Daud menutupnya dengan keyakinan dan kepercayaan bahwa kasih setia Tuhan selalu menyertainya.
Empat kali Daud bertanya kepada Tuhan, tetapi pada akhirnya ia tetap percaya kepada-Nya. Awalnya Daud penuh pertanyaan, tetapi berakhir dengan kepercayaan. Ada perubahan perspektif tentang Allah saat Daud melihat apa yang Tuhan kerjakan selama ini. Allah telah berulang kali menyelamatkannya dan melakukan banyak perbuatan baik kepada diri-Nya. Pengalaman hidup bersama Tuhan inilah yang menguatkan kepercayaannya.
Pernahkah Anda mengalami hal serupa? Anda memiliki banyak pertanyaan mengenai
kesulitan-kesulitan hidup kepada Allah? Tidaklah salah bertanya kepada-Nya, tetapi Anda
perlu mengingat bagaimana Allah telah menyelamatkan Anda. Ingat juga perbuatan-perbuatan
baik yang telah dilakukan-Nya. Dalam situasi sulit penuh dengan banyak pertanyaan hidup,
marilah kita belajar melihat kebaikan Tuhan Yesus di masa lalu dan percaya kepada-Nya.
Refleksi Diri:
- Apa saja pertanyaan kesulitan-kesulitan hidup yang saat ini sedang Anda pertanyakan kepada Tuhan?
- Apa yang Anda lakukan ketika belum menemukan jawaban dari Tuhan?