Pelayanan Menuntut Ketaatan
Imamat 10:1-7
Maka keluarlah api dari hadapan TUHAN, lalu menghanguskan keduanya, sehingga mati di hadapan TUHAN.
- Imamat 10:2
Allah serius bagaimana kita menyembah-Nya dan kita juga harus serius tentang itu, sebuah kutipan dari R.C. Sproul. Ibadah itu serius. Cara ibadah juga serius. Cara ibadah yang salah adalah dosa. Kain ditegur karena salah dalam memberi persembahan (Kej. 4:1-7). Saul ditolak karena tidak taat, dan berani memberikan persembahan yang seharusnya tidak boleh dilakukan olehnya (1Sam. 13:1-14). Korah, Datan, Abiram, dan ke-250 orang Israel yang berani menuntut diri mereka menjadi imam, dihukum mati oleh Tuhan (Bil. 16:1-35). Bagian firman Tuhan hari ini juga mencatat bagaimana Nadab dan Abihu dihukum mati karena salah dalam memberikan persembahan.
Dua anak Harun, Nadab dan Abihu, masing-masing mengambil perbaraannya, membubuhkan api ke dalamnya serta menaruh dupa di atas api tersebut. Masalahnya, api yang digunakan adalah “api yang asing,” yakni api yang tidak diperintahkan Tuhan (ay. 1). Jelas tidak semua api bisa digunakan. Api yang benar yang harus digunakan adalah api yang diambil dari mezbah korban bakaran. Nadab dan Abihu, entah karena tidak sabar, ceroboh, atau motivasi apa pun, melakukan apa yang tidak diperintahkan Tuhan dan mereka dihukum mati secara langsung (ay. 2). Setelah Nadab dan Abihu dihukum mati, Musa memperingatkan bahwa Tuhan adalah kudus adanya (ay. 3). Dia hanya bisa disembah sesuai dengan cara yang diperintahkan Tuhan sendiri. Harun hanya bisa berdiam diri saja (ay. 3) dan ia tidak boleh meratapi kematian anak-anaknya. Eleazar dn Itamar juga tidak boleh meratapi kematian saudara-saudara mereka (ay. 6). Hanya orang Israel lainnya yang boleh meratap. Kekudusan Tuhan jauh melebihi dari perasaan hati seorang ayah dan saudara dan Allah menuntut ketaatan umat-Nya.
Pada masa kini di dalam Yesus Kristus, ibadah tetaplah penting dan menuntut kita harus melakukannya sesuai dengan cara Tuhan, serta tidak boleh dilakukan dengan cara sendiri (Kol. 2:23). Beribadahlah dengan cara yang menyenangkan hati Tuhan dan sesuai dengan apa yang firman Tuhan katakan. Lakukan pelayanan kita dalam ketaatan kepada Allah Bapa dan keinginan untuk dekat kepada Yesus Kristus.
Refleksi Diri:
- Bagaimana selama ini Anda menjalankan ibadah Anda? Apakah sudah sesuai firman Tuhan?
- Apa motivasi Anda dalam melakukan pelayanan?