Panggung Yang Suram
Rut 1
Tetapi ia berkata kepada mereka: “Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku.
- Rut 1:20
Ibarat sebuah pementasan teater, gambaran yang terjadi di babak pertama pementasan panggungnya begitu suram dan menyedihkan. Suasananya gelap, nuansanya sendu, mimik wajah para pemeran penuh kesedihan. Begitulah kehidupan Naomi. Kehidupannya begitu pahit, banyak tragedi, dipenuhi ironi.
Ironi pertama adanya kelaparan di Betlehem. Betlehem memiliki arti rumah roti, tempat di mana seharusnya ada banyak makanan, tetapi kelaparan justru sedang terjadi.
Ironi kedua ketika mempertahankan kehidupan, berakhir dengan kematian. Elimelekh dan keluarganya seperti kebanyakan orang pada umumnya, sedang mencari jalan keluar dari kelaparan. Mereka menempuh jarak tujuh puluh hingga seratus mil yang bisa memakan waktu hingga seminggu dengan berjalan kaki untuk mencari solusi permasalahan. Memang masalah kelaparan terselesaikan, tetapi masalah yang lebih besar muncul. Kepala keluarga wafat, anak-anak meninggal. Sungguh ironi, ingin mencari jalan keluar, tetapi malah terperosok lebih dalam lagi.
Ironi ketiga dari kepenuhan menjadi kekosongan. Naomi pergi dengan keluarga yang lengkap, ia berangkat dengan tangan penuh. Namun, Naomi akhirnya kembali ke Betlehem dengan tangan kosong (ay. 21a).
Ironi keempat dari manis menjadi pahit. Hidup yang dijalani Naomi semuanya baik-baik saja. Ia menikmati hidup sesuai namanya, yaitu menyenangkan atau manis. Namun, saat kehidupan yang berjalan terbalik, ia mengganti namanya menjadi Mara yang berarti pahit (ay. 20).
Hidup Naomi penuh dengan ironi, sungguh menyedihkan. Naomi kecewa dengan kehidupan yang dihadapinya. Segala sesuatu yang sudah diharapkannya, semuanya amburadul, tidak tampak sesuatu yang baik. Ia berkata, “Bukankah jauh lebih pahit yang aku alami daripada kamu.” (ay. 13). Dia melihat dirinya sangat menderita dibanding orang lain Kepedihan dan kepahitan hidup bisa menghampiri siapa saja, termasuk Anda. Tidak ada orang Kristen yang tidak pernah merasakan gelapnya kehidupan. Memang benar hidup akan gelap seterusnya kalau kita tidak pernah memandang kepada Tuhan Yesus Kristus. Hanya Tuhan-lah yang sanggup menolong kita dalam kegelapan hidup. Jika Anda sedang di dalam panggung yang suram dan gelap, jangan tinggalkan Tuhan, pandanglah terus kepada-Nya. Hanya Kristus yang telah membawa kita dari kegelapan dosa pada terang kemuliaan. Panggung yang suram bukanlah akhir dari segala-galanya.
Refleksi Diri:
- Apakah beban berat yang sedang Anda hadapi hari ini?
- Apakah Anda sudah membawa seluruh pergumulan Anda kepada Tuhan? Datanglah kembali kepada-Nya.