No Turning Back (Tidak Akan Berbalik)
Lukas 9:62; 17:31
Tetapi Yesus berkata: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”
- Lukas 9:62
Bagi sebagian besar kita, judul renungan di atas tentulah familier. “No turning back” seringkali kita dengar sebagai lirik terakhir dalam lagu, I Have Decided to Follow Jesus (Mengikut Yesus Keputusanku). Lagu ini sudah tak asing lagi, tetapi mungkin kita tidak mengetahui kisah di balik lagu tersebut.
Sekitar 150 tahun lalu, sepasang suami-istri beserta dua anak lelakinya dari salah satu suku pedalaman Garo di Assam, India, bertobat dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka. Pertobatan mereka adalah buah dari pelayanan seorang misionaris gereja Baptis dari Amerika. Mengetahui hal ini, ketua dari suku tersebut menjadi marah besar dan menyuruh menangkap keluarga tersebut. Mereka disuruh untuk menyangkal imannya. Dalam keadaan tersebut, sang ayah menjawab, “I have decided to follow Jesus” (mengikut Yesus keputusanku). Segera sang kepala suku menyuruh pemanah-pemanahnya untuk menembak mati kedua anaknya. Sekali lagi, ia disuruh untuk menyangkal imannya. Namun, suami itu menjawab, “Though no one joins me, still I willl follow” (walau sendiri, tetap aku ikut). Sesudah menjawab demikian, kini istrinyalah yang ditembak mati. Sang kepala suku memberinya kesempatan terakhir untuk menyangkal imannya, tetapi ia menjawab, “The cross before me, the world behind me. No turning back” (dunia di belakang, salib di depan. Tidak akan berbalik). Sama seperti seluruh keluarganya, ia pun ditembak mati. Namun, mukjizat terjadi sesudah kematiannya. Kepala suku itu tergerak dan menerima Tuhan Yesus, demikian pula seluruh desa.
Mungkin kita tidak sampai dipanggil untuk mati martir demi iman yang kita pegang. Dan andaikata datang harinya kita harus mempertanggungjawabkan iman kita, kiranya kita tidak boleh berbalik dan menyangkal Tuhan. Namun, sadarkah kita bahwa panggilan kita tidak terbatas hanya “mati bagi Tuhan”, tetapi juga “hidup untuk Tuhan”? Kita mungkin mudah menyanyikan lagu ini, bahkan berkomitmen bahwa kita pun berani bayar harga layaknya sang pria dan keluarganya dalam kisah tersebut. Akan tetapi, bagaimana dengan hidup kita sehari-hari? Apakah sudah memancarkan komitmen tersebut?
Hari lepas hari, ketika harus berhadapan dengan godaan dosa, ketika ada kesulitan dan tantangan, ketika kemalasan dan keletihan rohani datang, biarlah kita pun dapat mengatakan, “No Turning Back.”
Refleksi pribadi:
- Apa tantangan yang sedang atau akan Anda hadapi di tahun ini? Bagaimana Anda meresponinya dan akankah tantangan ini membuat iman Anda undur dari Tuhan?
- Maukah Anda berkomitmen untuk tetap mengikut Tuhan Yesus sehari lepas sehari sepanjang tahun ini?
