Mempermainkan Tuhan
Hakim-hakim 2:14
Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.
- Galatia 6:7
Ahhh… Murka Tuhan. Ini adalah salah satu aspek yang paling tidak kita sukai dari Tuhan. Tuhan ‘kan penuh kasih dan anugerah, mengapa bisa ada kisah tentang murka? Memangnya Tuhan akan menjatuhkan hukuman kepada kita? Bukankah Tuhan selalu menjanjikan pengampunan?
Murka Tuhan memang topik yang sulit untuk didiskusikan, khususnya bagi umat Perjanjian Baru yang tahunya hanya anugerah dan anugerah saja. Tidak heran banyak orang Kristen yang berpikir bahwa Allah di Perjanjian Lama dan Baru berbeda. Allah Perjanjian Lama jahat dan suka marah, sementara Allah Perjanjian Baru penuh kasih dan maha mengampuni. Pemikiran seperti ini sudah dinyatakan sebagai kebidatan sejak abad kedua ketika para bapa gereja menghadapi seorang uskup bernama Marcion yang menyebarkan pemikiran ini.
“Tapi, Tuhan Maha Pengampun, kok! Buktinya aku tidak pernah kena hukuman seperti orang-orang Israel. Berarti, di zaman anugerah ini, Tuhan tidak akan menghukum kita!” Memang benar, hukuman kekal yang seharusnya kita terima telah ditanggung oleh Tuhan Yesus. Namun, selama di dunia, kita tetap akan merasakan konsekuensi dosa kita, entah dalam hal besar maupun kecil. Dalam hal kecil, hukumannya bisa sesepele selalu merasa kekurangan karena mengabaikan perintah Tuhan untuk memberi kepada orang-orang miskin. Dalam hal besar, hukumannya bisa berupa bencana alam, seperti tanah longsor yang menghantam sebuah kota karena penduduknya tidak merawat ciptaan Tuhan dengan baik dan melakukan penggundulan hutan seenaknya. Hukuman Tuhan bisa juga berupa ditetapkannya peraturan-peraturan yang mempersulit orang Kristen menyatakan imannya. Di beberapa negara sekuler, diberlakukannya hukum yang melegalkan kaum LGBT dan praktik aborsi merupakan hukuman Tuhan atas kompromi orang Kristen dengan budaya yang berdosa, serta atas kemalasan mereka untuk bersuara dan menjadi terang sebagai warga negara.
Di zaman anugerah ini, sangat mudah bagi kita untuk menganggap sepi murka Tuhan sehingga kita menjadi orang yang tidak tahu diri mentang-mentang “Tuhan Yesus sudah mati untuk semua dosa-dosaku”. Paulus, rasul yang begitu menekankan anugerah, juga memberikan peringatan untuk tidak mempermainkan Tuhan. Jangan sampai anugerah Tuhan menjadi tiket untuk kita berbuat dosa sepuasnya!
Refleksi Diri:
- Apakah Anda saat ini sedang menghadapi masalah atau keadaan sulit?
- Apakah hal ini terjadi sebagai konsekuensi dari dosa yang Anda tabur? Jika ya, apa yang dapat Anda lakukan untuk tidak lagi hidup dalam dosa tersebut?