Bagikan artikel ini :

Melayani Dengan Hati

Matius 20:20-28

sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
- Matius 20:28

Bayangkan seorang relawan di sebuah panti asuhan. Ia tidak hanya memberikan makanan dan tempat tinggal bagi anak-anak yang membutuhkan, tetapi juga menghabiskan waktu bersama mereka, mendengarkan cerita mereka, dan memberikan kasih sayang yang tulus. Meskipun melelahkan, ia tetap melayani dengan hatiyang bersukacita karena tahu bahwa setiap tindakan kecil penuh kasih yang dilakukannya dapat membuat perbedaan besar dalam kehidupan anak-anak asuhnya.

Melayani dengan hati adalah panggilan mendasar bagi setiap orang percaya. Ini bukan sekadar tugas kewajiban, tetapi ekspresi dari hubungan yang dalam dengan Allah dan kasih-Nya terhadap sesama manusia. Kita bisa melihat teladan Yesus yang melayani dengan kasih. Dia bahkan “memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (ay. 28). Karena itu, Dia juga memanggil kita untuk melayani dengan hati yang penuh kasih. Esensi melayani dengan hati berakar dalam karakter Allah sendiri.

Teks di atas mengajarkan kita beberapa hal. Pertama, saat memahami dan mengalami kasih Yesus, hati kita pun akan terbuka untuk melayani dengan penuh kasih kepada sesama. Ketika melayani dengan hati, kita sedang meniru teladan Kristus yang mengasihi kita secara sempurna. Dia memberikan perhatian, menyapa hangat, dan memberikan bantuan dengan sukacita kepada mereka yang membutuhkan. Kedua, melayani dengan hati haruslah didasarkan pada kesetiaan kepada Allah dan integritas yang tak tergoyahkan. Kita harus hidup sesuai dengan standar moral dan etika yang diajarkan oleh Kristus sehingga pelayanan kita menjadi kesaksian yang hidup bagi dunia. Ketiga, melayani dengan hati juga berarti memiliki sikap rendah hati yang memungkinkan kita untuk melayani tanpa mengharapkan pujian atau penghargaan dari manusia. Pelayanan kita adalah untuk memuliakan nama Allah dan Kerajaan-Nya.

“Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.” (Gal. 5:13). Melalui pemahaman yang lebih dalam tentang panggilan kita untuk melayani dengan hati, marilah berkomitmen menjadi pelayan Tuhan yang setia, penuh kasih, dedikasi dan berintegritas sehingga kita dapat menjadi terang bagi dunia dan membawa kemuliaan bagi nama-Nya.


Refleksi Diri:

  • Bagaimana Anda dapat memperbaiki dan menerapkan konsep melayani dengan hati yang diajarkan Yesus di dalam keluarga ataupun masyarakat?
  • Apakah ada paradigma Anda tentang pelayanan, dari sebuah ambisi untuk kebesaran pribadi menjadi sebuah panggilan untuk melayani sesama dengan kasih?