Bagikan artikel ini :

Mei Ren Ji

Hakim-hakim 16:1-3

Jangan berikan kekuatanmu kepada perempuan, dan jalanmu kepada perempuan-perempuan yang membinasakan raja-raja.
- Amsal 31:3

Bagi Anda penggemar literatur-literatur Tiongkok klasik, Anda tentu pernah mendengar tentang 36 Strategi Perang Sun Tzu. Salah satu dari strategi tersebut disebut Mei Ren Ji atau Perangkap Wanita Cantik. Seperti namanya, strategi ini dijalankan dengan mengirimkan seorang wanita cantik ke kelompok musuh. Wanita cantik tersebut ditugaskan menggoda para pria, khususnya para pemimpin, kemudian merusak musuh dari dalam. Tidak hanya membuat si pemimpin mengabaikan kewajibannya dan menghabiskan waktu dengan wanita tersebut, keberadaan wanita cantik akan menimbulkan rasa cemburu di antara para bawahan yang dapat membuat mereka tidak senang, bahkan merencanakan pemberontakan terhadap sang pemimpin. Itulah sebabnya mengapa Mei Ren Ji sangat efektif. Strategi serupa dipakai di sepanjang abad dan tempat… bahkan dalam Alkitab!

Simson pergi ke Gaza dan lagi-lagi jatuh cinta kepada seorang gadis asing! Bedanya, kali ini gadis tersebut adalah seorang sundal. Perempuan sundal kemungkinan besar dipakai orang-orang Gaza untuk menjebak Simson. Mereka semalam-malaman menanti untuk membunuh Simson (ay. 2). Syukurlah, rencana mereka gagal karena Simson telah melarikan diri pada tengah malam (ay. 3). Beberapa ahli biblika berasumsi bahwa Simson mendapatkan peringatan dari Tuhan melalui mimpi.

Entah sudah berapa banyak hamba-hamba Tuhan dan pemimpin-pemimpin Kristen yang jatuh karena dosa seksual. Beberapa tahun lalu seorang apologet terkenal dari India yang telah meninggal ditemukan melakukan banyak pelecehan seksual. Entah berapa banyak peristiwa seperti ini telah terjadi, baik yang dilakukan oleh rohaniawan maupun yang bukan. Menariknya lagi, perbuatan ini lebih banyak dilakukan oleh pria Kristen daripada wanita Kristen. Saya sebagai seorang wanita kadang bertanya-tanya, “Bagaimana mungkin seseorang pria rela mempertaruhkan keluarganya, kariernya sebagai rohaniawan, dan yang terpenting hati nuraninya di hadapan Tuhan, hanya demi seorang wanita cantik?”

Tentu ini tidak berarti wanita lebih baik. Setiap orang memiliki titik lemahnya masing-masing yang membuatnya rentan jatuh. Ada yang tahta, harta, wanita, cinta, bahkan berita. Namun, kejatuhan karena wanita sepertinya menduduki peringkat tertinggi sebagai godaan paling berbahaya dan berisiko besar, terutama dalam lingkungan Kristen.

Mari kita menjaga diri dari dosa ini. Kalau tidak demi diri sendiri, setidaknya demi tidak menajiskan nama Tuhan!


Refleksi Diri:

  • Apakah Anda pernah bergaul dengan seorang lawan jenis, entah dalam pelayanan atau pekerjaan, sampai menimbulkan pertanyaan orang lain? Hal apa yang Anda lakukan yang membuat orang lain tersandung?
  • Bagaimana cara menjaga jarak dengan lawan jenis agar tidak menjadi godaan, sekaligus menghindari menjadi batu sandungan bagi orang lain?