Bagikan artikel ini :

Korban Yang Terbaik

Imamat 2:1-16

“Apabila seseorang hendak mempersembahkan persembahan berupa kurban sajian kepada TUHAN, hendaklah persembahannya itu tepung yang terbaik dan ia harus menuangkan minyak serta membubuhkan kemenyan ke atasnya.
- Imamat 2:1

Apakah orang Israel hanya memberikan persembahan saat mereka berdosa? Jelas tidak! Orang Israel tetap harus beribadah serta membawa persembahan sekalipun tidak ada dosa spesifik yang mereka lakukan. Imamat 2 mengupas korban sajian, persembahan di luar penebusan dosa.

Pada waktu orang Israel hendak mengucap syukur kepada Allah, mereka membawa korban sajian (Ibrani: minhah). Korban ini adalah korban tak berdarah karena tidak ada dosa atau salah yang akan ditebus. Mereka hanya mengucap syukur atas pemeliharaan Allah. Yang dikorbankan pun bukanlah binatang, melainkan hasil tanaman berupa tepung. Sebagaimana Allah telah memberikan roti untuk dimakan, sekarang mereka mengucap syukur dengan mempersembahkan sebagian tepung kepada-Nya. Korban sajian dapat berupa tepung mentah tanpa diolah (ay. 1-3) ataupun diolah menjadi roti (ay. 4-10). Untuk yang diolah menjadi roti, pengolahan dapat dilakukan dengan cara dibakar/dioven (ay. 4), dipanggang (ay. 5), ataupun dimasak/digoreng dalam wajan (ay. 7).

Sekalipun bentuk dan cara penyajiannya berbeda, tetapi korban sajian harus memenuhi tiga syarat. Pertama, harus dipersembahkan dari tepung terbaik (lih. ay. 1, 4, 5, dan 7). Persembahan syukur tidak boleh asal-asalan, hanya yang terbaik yang dipersembahkan kepada Allah. Kedua, tidak boleh beragi (ay. 4, 5, dan 11). Ragi adalah simbol dosa. Apa yang dipersembahkan kepada Allah haruslah persembahan kudus yang tidak dicemari oleh dosa. Ketiga, harus dibubuhi dengan garam (ay. 13). Ayat 13 menjelaskan bahwa garam adalah tanda perjanjian Allah dengan umat-Nya. Umat Allah tidak boleh lupa akan janji Allah bagi mereka.

Hari ini pun kita sebagai orang Kristen harus tetap memberikan korban ucapan syukur. Korban tak berdarah, korban yang hidup dan kudus (Rm. 12:1-2). Korban ucapan syukur haruslah korban yang terbaik, bisa berupa uang, tenaga, waktu, dan sebagainya. Persembahkan ucapan syukur yang kudus yang tidak dicemari oleh dosa. Karena itu, hidup kita harus senantiasa menjauhi dosa. Dan yang terakhir, tetap ingat akan janji-janji Tuhan karena melaluinya kita akan dikuatkan dalam menjalani hidup.


Refleksi Diri:

  • Apa korban ucapan syukur yang ingin Anda persembahkan kepada Tuhan Yesus Kritus?
  • Apakah Anda telah memberikan yang terbaik dan yang kudus kepada-Nya?