Kekudusan Dengan Menjaga Kehidupan
Imamat 20:1-9
Maka kamu harus menguduskan dirimu, dan kuduslah kamu, sebab Akulah TUHAN, Allahmu.
- Imamat 20:7
Beberapa peradaban seperti bangsa Kanaan, yaitu bangsa Fenisia (Kartago), Maya, Aztec, dan Moab dikenal melakukan praktik pengorbanan anak yang kejam. Tindakan ini seringkali membawa kehancuran bagi mereka, baik melalui hukuman ilahi maupun kemerosotan moral yang melemahkan kekuatan bangsa dari dalam. Sejarah menunjukkan bahwa kekejaman semacam itu selalu diikuti oleh kehancuran peradaban-peradaban tersebut.
Allah ingin umat-Nya, Israel, hidup berkembang dan sejahtera. Mereka harus menjauhi cara hidup bangsa-bangsa di sekitar mereka. Dalam Imamat 20:1-7, Allah melarang mereka mempersembahkan anak kepada dewa Molokh. Menyembah Molokh adalah pencemaran terhadap kekudusan Allah dan umat-Nya. Di ayat 3, Tuhan menyatakan bahwa menyerahkan anak kepada Molokh menajiskan nama-Nya yang kudus dan mencemarkan tempat kudus-Nya. Sebagai bangsa yang dipilih dan dipisahkan untuk Tuhan, Israel harus menjaga kekudusan mereka dengan tidak mengikuti praktik penyembahan berhala. Oleh karena itu, Allah memerintahkan umat-Nya untuk menguduskan diri (ay. 7) dan menjauhi penyembahan kepada Molokh sebagai bagian dari hidup kudus yang mencerminkan ketaatan penuh kepada-Nya.
Meskipun pengorbanan anak kepada dewa-dewi sudah tidak ada lagi di zaman sekarang, praktik serupa marak terjadi di banyak negara, yaitu aborsi. Praktik ini mencerminkan bentuk lain dari pengorbanan. Aborsi membunuh anak-anak yang belum lahir demi kenyamanan atau alasan pribadi. Anak atau bayi yang seharusnya mendapatkan kehidupan yang diberikan Tuhan, direnggut nyawanya saat masih berada di dalam rahim si ibu. Seperti pengorbanan anak di masa lampau yang menajiskan kekudusan Allah, aborsi juga merupakan tindakan yang melanggar kehendak Tuhan atas kehidupan.
Sebagai orang Kristen, kita dipanggil untuk menghargai dan melindungi kehidupan sejak dalam kandungan, menolak segala bentuk kekejaman yang mengorbankan kehidupan demi kepentingan lain. Kita haruslah menjaga kekudusan hidup sebagai sebuah bentuk ketaatan kepada Allah dan memperjuangkan nilai-nilai kehidupan yang menghormati penciptaan-Nya. Hendaklah kita selalu ingat untuk “berpegang kepada ketetapan-Ku dan melakukannya; Akulah Tuhan yang menguduskan kamu.” (ay. 8).
Refleksi Diri:
- Bagaimana Anda dapat lebih menghargai dan melindungi kehidupan sejak dalam kandungan?
- Apakah Anda secara tidak sadar mendukung atau terlibat dalam budaya yang meremehkan nilai kehidupan? Segera bertobat dan kembali menjaga kekudusan hidup.