Bagikan artikel ini :

Karunia Rohani: Menegaskan Kesatuan Orang Percaya

1 Korintus 12:1-7

Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.
- 1 Korintus 12:11

Apakah Anda pernah menyaksikan dalam sebuah pertandingan olahraga terjadi baku hantam? Pasti pernah yah.. Tapi yang saya maksudkan adalah baku hantam dengan anggota tim sendiri. Saya pernah menyaksikan pemain ganda bulu tangkis, saling menyalahkan, akhirnya saling memukul dengan raketnya. Terdengar aneh, bukan? Rekan satu tim yang harusnya bahu membahu, tetapi malah baku hantam.

Rasul Paulus menekankan kepada jemaat Korintus yang kaya akan karunia rohani mengenai hal terpenting dari keberagaman karunia rohani, yaitu satu kesatuan sebagai tubuh Kristus. Kata “satu” sampai diulang beberapa kali oleh Paulus: Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. (1Kor. 12:4-6). Permasalahan besar jemaat Korintus adalah perpecahan karena yang satu menganggap lebih superior dan lebih penting daripada yang lain. Yang satu merasa karunia rohaninya lebih hebat daripada yang lain. Sikap ini tidak boleh terjadi di dalam gereja karena sikap seperti ini tidak membangun gereja, melainkan memporak-porandakan gereja.

Peringatan penting yang perlu digarisbawahi: Karunia rohani seseorang tidak menjamin kedewasaan kerohanian orang tersebut. Sangatlah mungkin seseorang diberikan banyak karunia rohani, tetapi ia tidak memakainya dengan motivasi yang murni, hidupnya egois, berpusat hanya pada dirinya, kelakuannya jadi batu sandungan, dan hidupnya terus di dalam dosa. Perlu kita ingat bahwa karunia rohani yang berbeda-beda justru bersumber dari satu sumber yang sama, yaitu Kristus Yesus. Karena itu, sudah seharusnyalah karunia rohani menyatukan setiap orang percaya.

Berbicara soal kesatuan, kita tidak bisa melepaskan bicara soal kasih. Karunia rohani sehebat apa pun, tidak ada artinya tanpa kasih. Karena itu, belajarlah mengasihi dengan tulus agar kesatuan di antara anggota tubuh Kristus bisa terpelihara. Ingatlah, kita dan sesama saudara seiman, sama-sama dilahirkan dari Kristus. Seperti nasihat yang disampaikan Rasul Yohanes, “Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah, dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.” (1Yoh. 4:7).


Refleksi Diri:

  • Apakah Anda pernah merasa/melihat persaingan antar rekan sepelayanan akibat iri atau rasa superior akan karunia rohani yang dimilikinya? Apa akibatnya?
  • Bagaimana Anda dapat memandang keberagaman karunia rohani di dalam gereja adalah untuk saling melengkapi dan mempersatukan?