Jangan Meremehkan Dosa
Imamat 5:14-19
Jikalau seseorang berbuat dosa dengan melakukan salah satu hal yang dilarang TUHAN tanpa mengetahuinya, maka ia bersalah dan harus menanggung kesalahannya sendiri.
- Imamat 5:17
Dunia hukum mengenal dan berlaku prinsip ignorantia juris non excusat, yang artinya ketidaktahuan akan hukum bukan alasan untuk berdalih. Seseorang yang tidak sadar akan satu hukum tidak bisa melarikan diri dari tanggung jawabnya setelah melanggar hukum tersebut. Kebenaran ini nyata dalam Imamat 5 saat manusia berdosa dalam ketidaktahuan.
Dosa adalah serius, entah seseorang menyadarinya, entah tidak. Firman Allah dalam Imamat 5 menekankan keseriusan dosa bahkan saat manusia melakukannya dalam ketidaktahuan. Pertama, seseorang yang berbuat dosa tanpa mengetahuinya tetap bersalah (ay. 17), bahkan dikatakan ia “sungguh bersalah kepada TUHAN” (ay. 19). Kedua, seseorang yang berdosa tanpa mengetahuinya bukan saja bersalah, tetapi juga harus menanggung kesalahannya sendiri (ay.17). Artinya, ia tidak bisa berdalih dan menyalahkan orang lain atau bahkan menyalahkan Allah karena ketidaktahuannya akan hukum Allah. Ketika seseorang bersalah, ia sendiri harus menanggungnya. Ketiga, ia harus mengakui dosa dan memberikan korban untuk menebus dosa-dosanya (ay. 15). Hanya dengan korban yang diberikan maka dosa-dosanya diampuni (ay. 18). Keempat, untuk suatu dosa yang diperbuat tanpa diketahuinya, seseorang bukan saja harus memberikan korban, tetapi juga harus “dibayar gantinya dengan menambah seperlima, lalu menyerahkannya kepada imam” (ay. 16). Dengan demikian, jelas Allah tidak memberikan ruang bagi manusia untuk melarikan diri dari tanggung jawab dosa mereka dengan dalih ketidaktahuan.
Dosa adalah begitu serius, termasuk untuk dosa yang diperbuat dalam ketidaktahuan. Dosa begitu serius dan seseorang harus menanggungnya. Namun, tidak ada orang yang bisa menanggung dosanya sendiri maka “seekor domba jantan yang tak bercela” harus dikorbankan untuk menanggung. Inilah gambaran pengorbanan Yesus Kristus. Dia Anak Domba Allah yang menghapus dosa manusia (Yoh. 1:29, 36). Kiranya melalui perenungan ini kita selalu memandang serius terhadap dosa-dosa yang tanpa disadari kita lakukan, bahkan yang secara sadar kita lakukan. Meski kita berbuat dosa yang tidak sengaja dilakukan, Tuhan tetap tidak menyukainya. Tetap waspada, mawas diri, dan bergantung pada anugerah Tuhan.
Refleksi Diri:
- Bagaimana keseriusan Anda selama ini terhadap dosa, khususnya yang tidak Anda ketahui?
- Apakah Anda sudah mengucap syukur karena tidak harus menanggung dosa itu sendiri, tetapi Kristus telah menanggungnya untuk Anda?