Jadi Pembawa Damai
Matius 5:3-12
Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
- Matius 5:9
Kita hidup di dunia yang tidak sedang baik-baik saja. Kekacauan terjadi di mana-mana dan di segala aspek kehidupan. Pandemi, perang yang tak kunjung usai, bahkan mungkin permusuhan antar saudara dan perselisihan antar kelompok masih kerap terjadi hingga saat ini. Damai merupakan satu-satunya kunci untuk keluar dari kondisi-kondisi tersebut. Satu jawaban pasti untuk segala kekacauan ini hanyalah damai Kristus yang akan membawa kita pada kebahagiaan dan ketenangan hidup.
Tuhan Yesus mengingatkan kita agar menjadi pembawa damai bagi dunia yang penuh dengan kekacauan dan permusuhan, terutama di dalam lingkungan terdekat kita saat ini. Mengapa menjadi pembawa damai? Pertama, orang yang membawa damai adalah orang yang berbahagia. Ayat 9a menyatakan bahwa tindakan membawa damai menghasilkan buah kebenaran dan kebahagiaan dalam kehidupan. Kita bisa menikmati kepuasan dengan memelihara perdamaian dan benar-benar bisa melayani orang lain dengan memberikan perdamaian kepadanya. Kita seharusnya menjadi saksi Kristus yang datang ke dunia untuk melenyapkan perseteruan dan memberitakan damai di atas bumi. Kedua, orang-orang yang membawa damai disebut anak-anak Allah. Ayat 9b menekankan tanggung jawab individu sebagai anak-anak Allah untuk berusaha hidup damai dengan orang lain. Ini menggaris bawahi pentingnya upaya aktif dalam mencari dan memelihara perdamaian. Tindakan cinta damai akan menjadi bukti bahwa mereka memang anak-anak Allah. Allah akan mengakui mereka sebagai anak-anak-Nya dan dengan demikian mereka akan menjadi serupa dengan-Nya.
Bagaimana kita bisa menjadi pembawa damai? Di tengah situasi perselisihan, baik di lingkungan kerja, keluarga, atau teman, kita bisa berperan menjadi pendamai dengan mendengarkan kedua pihak, mencari titik temu, dan membantu mereka berkomunikasi dengan baik untuk mencapai solusi yang damai. Atau di zaman di mana media sosial sering menjadi tempat perdebatan dan konflik, kita juga dapat menjadi agen perdamaian dengan membagikan pesan positif, menghargai perbedaan, dan menghindari komentar yang provokatif. Contoh lainnya mungkin di dalam komunitas kita, kita bisa memfasilitasi diskusi yang membuka ruang bagi orang untuk berbagi pandangan mereka tanpa rasa takut. Sebagai pembawa damai, hendaklah kita menunjukkan sikap saling menghormati dan memahami satu sama lain. Sikap ini akan membantu menciptakan lingkungan yang lebih damai.
Refleksi Diri:
- Apa langkah konkret yang bisa Anda ambil di tengah situasi konflik atau ketegangan, untuk menjadi agen perdamaian dan membantu menciptakan keharmonisan?
- Bagaimana cara Anda bisa lebih aktif menyebarkan nilai-nilai damai dalam komunitas Anda, baik melalui tindakan sehari-hari maupun interaksi di media sosial?
