Ingat Keluarga
Hakim-hakim 8:18-21
Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.
- 1 Timotius 5:8
Gideon menginterograsi Zebah dan Salmuna, dua raja Midian yang ditangkap olehnya. Gideon sebenarnya sudah tahu mereka adalah pembunuh saudarasaudaranya. Pertanyaan di ayat 18 hanyalah pertanyaan retoris untuk memberitahukan alasan mengapa Gideon menghukum mati mereka.
Sangat mudah untuk menilai bahwa tindakan Gideon adalah bentuk dari balas dendam dan dengan gampang kita mengecamnya, “Seharusnya Gideon mengampuni mereka!” Apalagi, kita sudah membaca kebengisan Gideon di bagian sebelumnya. Namun, yang Gideon lakukan kepada Zebah dan Salmuna bukanlah hal yang jahat menurut standar zaman itu. Sebaliknya, budaya Israel saat itu menganggap sah bagi saudara dari korban pembunuhan untuk mencari keadilan. Si saudara yang mencari keadilan tersebut disebut goel, yang berarti penuntut balas (Bil. 35:19). Bukti bahwa Gideon adalah seorang goel yang mencari keadilan, dan bukan didorong balas dendam pribadi dan emosi seperti yang ia lakukan kepada orang-orang Zukot dan Pnuel, adalah ia membunuh kedua raja tersebut secara langsung. Ia tidak menyiksa terlebih dahulu, seperti yang ia lakukan kepada orang-orang Sukot. Jadi, apa yang Gideon lakukan di bagian ini adalah hal yang sesuai dengan konteks zaman itu karena demikianlah cara seseorang memelihara dan menjamin hak keadilan sanak saudaranya.
Ketika ditarik ke konteks zaman sekarang, pesannya tentu bukan bahwa kita harus membunuh orang-orang yang sudah membunuh saudara-saudara kita. Pesannya sederhana saja, yakni bahwa kita harus selalu menolong anggota keluarga kita yang tertimpa musibah. Jika mereka mengalami kekurangan adalah baik kita memberikan pertolongan sesuai dengan kemampuan kita dan sewajarnya. Jika mereka mengalami penipuan atau fitnahan adalah baik kita membantu memperjuangkan keadilan bagi mereka. Pesan ini sulit diterima, khususnya di zaman modern yang serba individualistis. Namun, budaya individualistis adalah barang baru yang tanpa sadar melahirkan manusia-manusia egois. Sepanjang zaman, hubungan sanak saudara selalu diwarnai dengan tolong-menolong.
Rasul Paulus mengatakan bahwa mereka yang mengabaikan sanak saudaranya lebih buruk daripada orang-orang yang tidak percaya. Mengapa? Karena mereka yang tidak di dalam Tuhan Yesus pun tahu harus menolong keluarga mereka. Masakan kita, orang-orang yang mengaku keyakinannya berfondasikan kasih, tidak mengulurkan kasih kepada mereka yang terdekat dengan kita?
Refleksi Diri:
- Apakah ada saudara atau anggota keluarga Anda yang membutuhkan pertolongan? Apa yang bisa Anda lakukan untuk menolong mereka?
- Apa yang seringkali membuat Anda enggan memberikan pertolongan kepada mereka?