Bagikan artikel ini :

Impossible Is Nothing

Hakim-hakim 13:1-7

Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.”
- Lukas 1:37

Beberapa pasal lalu, kita membaca bagaimana Malaikat TUHAN datang kepada Gideon, orang yang paling muda dari kaum yang paling kecil di suku Manasye (Hak. 6:15). Kini, Malaikat TUHAN datang membawa kabar baik kepada seorang wanita bahwa ia akan mengandung seorang hakim yang akan menyelamatkan Israel dari bangsa Filistin. Masalahnya, wanita tersebut mandul.

Bukan suatu kebetulan bahwa di sepanjang Alkitab, Tuhan memakai rahim wanita-wanita yang mandul. Sara, Ribka, Rahel, Hana, Elisabet, dan lain sebagainya. Aneh sekali, seolah-olah Tuhan hendak menyabotase rencana-Nya sendiri. Namun, inilah cara Tuhan. Tuhan dengan sengaja membuat keadaan menjadi semustahil mungkin, seperti bagaimana Dia mengurangi pasukan Gideon hanya menjadi tiga ratus orang (Hak. 7:1-6), dan memakai istri Manoah yang mandul untuk melahirkan Simson. Dari kemustahilan itulah, Tuhan kemudian menyatakan kuasa-Nya.

“Kenapa sih Alkitab dibanjiri cerita-cerita seperti ini? Bosan! Sudah klise!” begitulah keluhan kita. Alasan mengapa Alkitab berisi penuh cerita-cerita seperti ini adalah karena kita adalah manusia yang lemah. Kita mudah sekali ragu-ragu dan kehilangan iman ketika ada masalah. Kita dengan cepat menyerah atau memilih menggunakan cara-cara curang karena semua pintu sepertinya sudah tertutup rapat-rapat. Di dalam kepala kita hanya ada kata-kata tidak berpengharapan, “Mustahil aku bisa bebas dari kecanduan ini,” “mustahil aku bisa lepas dari hutang,” “mustahil aku bisa sembuh,” “mustahil anakku bisa kembali”, “mustahil pernikahanku bisa diselamatkan,” “mustahil gereja ini bisa bangkit,” dan lain sebagainya. Alkitab menjadi setebal ini dengan puluhan bahkan ratusan kisah serta sajak yang menyiratkan pesan yang sama karena Tuhan tahu, kita terlalu cepat mengatakan, “Mustahil.” Mulai dari kisah penciptaan seluruh alam semesta hanya dengan firman-Nya, sampai kisah keselamatan yang datang dari Allah yang menjadi manusia, Alkitab seolah berseru terusmenerus, “Bagi Allah tidak ada yang mustahil!”

Ini sama sekali tidak berarti bahwa Tuhan akan selalu mengadakan mukjizat setiap kali kita meminta. Baik Manoah maupun istrinya tidak meminta anak, tetapi Tuhan memberikannya kepada mereka. Poinnya bukanlah pada keinginan kita, tetapi kehendak Tuhan. Jika Tuhan telah menetapkan Simson menjadi penyelamat Israel, kemandulan istri Manoah pun tidak akan menggagalkannya. Jika Tuhan telah menetapkan rencana-Nya maka tidak ada apa pun—termasuk ketidakberdayaan, kebodohan, keberdosaan, atau ketidaktaatan kita—yang dapat menggagalkannya.


Refleksi Diri:

  • Apakah Anda cenderung mudah menyerah dan putus asa saat menghadapi masalah yang berat?
  • “Kehendak Tuhan pasti akan terlaksana, karena tidak ada yang mustahil bagi-Nya.” Apakah pesan ini menjadi penghiburan bagi Anda atau justru membuat Anda takut? Mengapa?