Imam Yang Tak Sempurna
Imamat 9:1-24
Maka mendekatlah Harun kepada mezbah, dan disembelihnyalah anak lembu yang akan menjadi korban penghapus dosa baginya sendiri.
- Imamat 9:8
Billy Graham pernah berkata, “Menjadi pembawa damai, engkau harus mengenal Pemberi Damai.” Sebelum mampu mendamaikan orang lain, kita sendiri harus terlebih dahulu didamaikan. Tugas imam adalah mendamaikan manusia berdosa dengan Allah. Imam adalah wakil umat di hadapan Allah. Namun, sebelum dapat menjalankan tugas pendamaian, ia sendiri harus didamaikan. Satu-satunya imam dan pembawa damai yang tidak perlu didamaikan adalah Yesus Kristus karena Dia adalah Pemberi Damai itu sendiri.
Imamat 9 mencatat bagaimana setelah ditahbiskan menjadi imam bagi umat Allah, Harun dan anak-anaknya memulai tugas keimaman. Apakah yang harus mereka lakukan? Mereka terlebih dahulu mempersembahkan korban penghapus dosa dan korban bakaran. Korban binatang adalah untuk Harun sendiri (ay. 2) dan juga untuk umat Israel sendiri (ay. 3). Binatang-binatang korban akan disembelih untuk mengadakan “pendamaian bagimu [Harun] sendiri dan bagi bangsa [Israel] itu;” (ay. 7). Urutannya jelas korban untuk pendamaian bagi Harun (ay. 8-14) sebagai imam besar terlebih dahulu, baru kemudian korban untuk pendamaian umat Israel (ay. 15-21). Sesudah mengadakan pendamaian bagi bangsa tersebut, Harun mengangkat kedua tangannya memberkati umat Allah (ay. 22-23). Tuhan Allah menyatakan penerimaan-Nya atas pelaksanaan tugas keimaman Harun dan anak-anaknya dengan menyatakan kemuliaan-Nya (ay. 23) dan menurunkan api yang melahap habis korban bakaran di atas mezbah tersebut. Orang Israel meresponinya dengan pujian dan sujud sembah mereka (ay. 24).
Hari ini melalui Yesus Kristus, kita semua adalah imam di hadapan Allah. Kita diingatkan bahwa kita dapat melakukan tugas imam hanya karena anugerah Allah di dalam Yesus Kristus. Sama seperti Harun sebagai imam, kita tidaklah sempurna. Kita terlebih dahulu harus diperdamaikan sebelum dapat membawa damai bagi lingkungan di mana kita ditempatkan. Ibrani 5:4 mengingatkan kita sama seperti Harun, “Dan tidak seorang pun yang mengambil kehormatan itu bagi dirinya sendiri.” Bersyukur oleh darah Yesus kita didamaikan dengan Allah sehingga kita dilayakkan untuk menghadap takhta-Nya melalui ibadah dan doa kita sehari-hari. Sembah dan puji hanya kepada Tuhan Yesus Kristus, korban sempurna penyelamat kita.
Refleksi Diri:
- Bagaimana Anda dapat melakukan tugas keimaman bagi anggota keluarga atau sesama?
- Apakah Anda sudah bersyukur atas pengorbanan Yesus di kayu salib? Apa yang mau Anda persembahkan kepada-Nya sebagai wujud syukur Anda?