Bagikan artikel ini :

Ge-er

Hakim-hakim 17:7-13

Mereka mengobati luka umat-Ku dengan memandangnya ringan, katanya: Damai sejahtera! Damai sejahtera!, tetapi tidak ada damai sejahtera.
- Yeremia 6:14

Ge-eR, akronim dari Gede Rasa, adalah bahasa gaul jadul untuk menggambarkan rasa percaya diri berlebihan. Misalnya, merasa lebih populer, lebih menjadi perhatian, atau lebih disukai daripada kenyataannya.

Inilah yang dirasakan Mikha. Ge-eR. Merasa Tuhan senang dengan apa yang dikerjakannya dan akan memberkati apa yang ia lakukan (ay. 13). Sesudah meletakkan patung tuangan dari ibunya di kuil, membuat efod dan terafim, ia mendadak berjumpa dengan seorang Lewi yang kemudian bersedia untuk menjadi imamnya (ay. 11-12). Tentu saja Mikha berpikir bahwa Tuhan berkenan dengan apa yang ia lakukan dan karena itu, Tuhan mengutus baginya seorang Lewi untuk menjadi imam.

Apakah dugaan Mikha ini benar? Tentu saja tidak! Membuat patung jelas adalah dosa di hadapan Tuhan. Boro-boro merasa senang, Tuhan justru harus bersabar sehingga Dia tidak menghukum Mikha seperti orang orang Israel yang membuat patung lembu emas (Kel. 32). Ucapan Mikha di ayat 13 memang benar-benar menunjukkan bahwa dirinya Ge-eR. Mengira Tuhan berkenan kepadanya, padahal sebenarnya tidak.

Sebelum menertawakan kekonyolan Mikha, mungkin ada baiknya kita berintrospeksi diri. Bukankah kita seringkali merasa Ge-eR di hadapan Tuhan? Kita dengan bebalnya tetap hidup dalam dosa karena melihat semuanya lancar. Kita melakukan kecurangan-kecurangan dalam bisnis dan semakin sukses, lantas kita berpikir Tuhan memberkati usaha kita. Di gereja, program-program yang kita adakan berjalan lancar bahkan dihadiri banyak orang, lantas kita berpikir Tuhan berkenan dengan apa yang kita kerjakan. Kita sering ke-Ge-eR-an, merasa Tuhan sedang memberkati kita dan menyetujui dosa-dosa kita. Hati-hati, mungkin sekali Tuhan sedang menahan konsekuensi dari perbuatan kita, semata-mata karena Dia begitu panjang sabar kepada kita.

Itulah pentingnya bergumul dengan Tuhan dan meminta-Nya menyelidiki hati kita. Ketika kita berani membuka diri kepada-Nya, Dia akan menunjukkan kepada kita hal-hal apa saja—baik yang tersembunyi maupun yang terlihat—yang tidak kita sadari sebenarnya mendukakan hati-Nya. Celakanya, kita tidak pernah melakukannya dan malah menipu diri sendiri karena jauh lebih enak berpikir bahwa semua baik-baik saja daripada disadarkan dari dosa-dosa oleh Tuhan. Kita menjadi tidak ada bedanya dengan Mikha yang bodoh.

Ingat: jangan jadi orang Kristen yang ke-Ge-eR-an!.


Refleksi Diri:

  • Apa yang Anda rasakan dengan hidup Anda saat ini? Apakah segala sesuatu sedang lancar-lancar dan Anda merasa telah hidup memperkenankan Tuhan?
  • Bagaimana perasaan ini ketika dibandingkan dengan kehidupan kerohanian Anda? Apakah masih ada dosa yang Anda terus perbuat? Mungkinkah Anda sebenarnya sedang ke-Ge-eR-an?