Bagikan artikel ini :

Bak Nonton Bioskop

Hakim-hakim 3:16-30

… supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.
- Ibrani 2:14b-15

Saya yakin Anda sudah membaca perikop hari ini. Jadi, maafkan saya karena meminta Anda untuk membaca ulang bagian ini. Namun, kali ini gunakan imajinasi seolah-olah Anda menonton bioskop. Ehud menghadap Raja Eglon yang gendut dan meminta semua orang undur. Ia sendirian menghadap raja Moab itu. Yang memecah keheningan adalah suara desiran pedang Ehud yang dikeluarkan dari sarungnya. Bagaikan kilat, Ehud menerjang dan menancapkan pedang itu ke perut Eglon yang penuh lemak.

Seru, bukan? Demikianlah penulis kitab Hakim-hakim menceritakan bagian ini. Penulis dengan sengaja mendedikasikan begitu banyak detail untuk menambah keseruan dan efek-efek dramatis. Ibarat film bioskop, bagian Ehud membunuh raja Eglon dibuat slow-motion karena inilah yang paling ditunggu-tunggu.

Semisal kisah-kisah di seluruh Alkitab, khususnya kisah-kisah Injil, dapat kita baca dengan imajinasi seolah-olah menonton bioskop, tentu membaca Alkitab jadi tidak membosankan, bukan? Mungkin alasan kita bosan membaca Alkitab karena tidak pernah menggunakan imajinasi. Kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus, misalnya, hanya kita baca dan maknai sebatas seperangkat poin-poin doktrin, mirip dengan cara membaca seorang mahasiswa yang bosan belajar untuk ujiannya besok.

Memang, Tuhan Yesus mati untuk menghapus dosa-dosa dan menyelamatkan kita dari hukuman kekal. Namun, bagaimana cara-Nya mencapai hal itu? Tidak lain dan tidak bukan dengan cara mengalahkan dosa, Iblis, dan maut melalui kematian-Nya! Sama seperti Ehud yang membebaskan orang-orang Israel dari penjajahan Raja Eglon, demikianlah Tuhan Yesus melalui kemenangan-Nya membebaskan kita dari segala beban dosa dan jurang maut. Bukankah ini kisah epik yang luar biasa? Tidak heran C.S. Lewis terinspirasi untuk mengarang The Chronicles of Narnia untuk menggambarkan kisah Injil.

Banyak orang Kristen yang kenyataannya masih hidup takut mati, takut setan, dan dihantui kesalahan-kesalahan masa lalu. Mungkinkah karena kita tidak pernah benar-benar memaknai bahwa Tuhan Yesus sudah mengalahkan maut, Iblis, dan dosa? Maut telah ditelan (1Kor. 15:54), Iblis telah dilucuti (Kol. 2:15), dan kita telah dilepaskan dari dosa (Why. 1:5). Buat apa takut?


Refleksi Diri:

  • Apa hal yang paling Anda takuti dalam hidup? Kematian? Melihat setan? Pergi ke kuburan? Kesalahan masa lalu yang menghantui? Kegagalan di masa depan?
  • Bagaimana fakta bahwa Tuhan Yesus telah menang atas segala dosa dan maut, membebaskan Anda dari ketakutan-ketakutan tersebut?