Edisi 208 - Bapa
BAPA atau BAPAK adalah tema yang kami pilih untuk edisi Juni-Juli sehubungan dengan Hari Ayah internasional yang jatuh pada setiap hari Minggu ketiga bulan Juni. Sebenarnya, kedua kata tersebut mempunyai arti yang sama, yaitu “ayah”, namun penggunaannya tidak sepenuhnya sama. “Bapa” biasanya digunakan dalam konteks keagamaan, khususnya agama Kristen, seperti Bapa Sorgawi; sedangkan “bapak” lebih umum digunakan merujuk pada “ayah” dan laki-laki yang lebih tua atau yang kita hormati, seperti bapak guru, bapak pendeta, dan lain sebagainya.
Biasanya, kalau kita berbicara mengenai ayah, tidak banyak yang dapat kita bicarakan seperti kalau kita berbicara mengenai ibu, karena tokoh ayah itu biasanya digambarkan sebagai sosok yang tidak banyak bicara, pasif, dingin, mungkin agak menyeramkan, dan dianggap tidak sepenting ibu keberadaannya di dalam suatu keluarga. Namun gambaran itu tidak sepenuhnya benar, terlebih lagi dengan semakin banyaknya rumah-tangga yang porak-poranda sekarang ini, yang melahirkan banyaknya anak-anak broken home, ditambah lagi dengan ramainya isu fatherless (anak-anak tanpa kehadiran ayah) akhir-akhir ini. Semua ini menunjukkan betapa pentingnya sosok ayah di dalam suatu keluarga.
Di dalam edisi ini, pembaca akan disuguhi artikel-artikel seputar “bapa”, “bapak”, dan “ayah”. Kami sungguh berharap artikel-artikel tersebut dapat membuka mata para “bapak” akan pentingnya kehadiran mereka di dalam keluarga dan di dalam masyarakat. SELAMAT MENJADI BAPAK/AYAH YANG BIJAK DAN SALEH.
Redaksi