Tidak Putus Asa
1 Raja-raja 19:1-8
Maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
- 1 Raja-raja 19:8
Saat menghadapi permasalahan dan tidak menemukan jalan keluar, seringkali kita merasa putus asa dan kehilangan pengharapan. Apalagi jika kita tidak melihat ada pertolongan datang menghampiri, kita akan semakin terpuruk dan tak berdaya. Putus asa merupakan suatu respons yang memperlihatkan betapa terbatasnya kita di dalam kemanusiaan yang berdosa.
Salah satu tokoh Alkitab di Perjanjian Lama yang merasakan putus asa adalah Nabi Elia. Perikop menceritakan Elia sedang menghadapi suatu permasalahan dan tidak melihat ada jalan keluar. Di satu sisi Elia berhasil memperlihatkan kehebatan Allah kepada bangsa Israel, tetapi di sisi lain ia harus menghadapi satu realita pergumulan yang sulit.
Elia berhasil menunjukkan Allah yang disembah adalah Allah yang nyata kuasanya (1Raj. 18:36-39), bukan seperti dewa sembahan para nabi Baal yang kuasanya palsu. Namun, pembunuhan yang dilakukan Elia terhadap para nabi Baal membuat Izebel ingin membunuhnya (1Raj. 19:2). Di sinilah titik keputusasaan Elia rasakan. Segala perjuangan yang telah ia lakukan untuk Allah, seakan-akan hilang sekejap karena dirinya akan dibunuh oleh Izebel.
Elia melarikan diri. Di padang gurun gersang, keputusasaan yang begitu besar membuatnya mau menyerahkan nyawa kepada Allah. Menariknya, Allah menolong Elia dengan cara yang unik. Bukan dengan menyelesaikan permasalahannya, bukan dengan menghilangkan Izebel, melainkan dengan memberikan kekuatan secara spesifik kepada Elia. Melalui roti dan air yang diberikan melalui malaikat-Nya, Elia mendapat kekuatan baru dari Allah untuk melangkah ke kehidupan selanjutnya. Meskipun masalah yang terjadi tetap ada dan masih berlanjut, Elia dimampukan untuk menghadapinya.
Kisah ini memperlihatkan bagaimana Allah tidak pernah membiarkan umat-Nya merasakan putus asa sendirian. Seberapa beratnya masalah dihadapi dan belum terselesaikan, Allah tetap akan memberikan kekuatan kepada umat-Nya. Janji kekuatan dan penyertaan Allah akan selalu nyata.
Mungkin saat ini kita sedang merasa putus asa. Marilah mengingat kembali dan meyakini bahwa selalu ada kekuatan yang Allah sediakan. Teruslah berharap kepada Tuhan Yesus, tidak putus semangat dalam menghadapi masalah yang ada, dan tetap berjuang bersama Tuhan dengan kekuatan dari Allah.
Refleksi Diri:
- Apa permasalahan yang pernah/sedang membuat Anda merasa putus asa?
- Apakah Anda sudah berdoa dan percaya bahwa Tuhan akan memberi kekuatan menghadapi keputusasaan Anda? Bagaimana sekarang Anda akan berjuang menghadapi permasalahan tersebut?