Tidak Hidup Seperti Bangsa-Bangsa Lain
Imamat 18:1-30
Janganlah kamu berbuat seperti yang diperbuat orang di tanah Mesir, di mana kamu diam dahulu; juga janganlah kamu berbuat seperti yang diperbuat orang di tanah Kanaan, ke mana Aku membawa kamu; janganlah kamu hidup menurut kebiasaan mereka.
- Imamat 18:3
Inses, yakni pernikahan anggota keluarga dekat, umum dipraktikkan di Mesir kuno. Misalnya, Firaun Ramses II menikahi beberapa putrinya atau Firaun Tutankhamun yang diyakini lahir dari hubungan antara saudara kandung. Praktik inses dianggap penting untuk mempertahankan kekuasaan dan status ilahi dari keluarga kerajaan. Inses juga marak dilakukan di tanah Kanaan, di mana praktik ini dikaitkan dengan kultus kesuburan. Hubungan seksual, termasuk inses, digunakan sebagai bagian dari upacara keagamaan untuk memohon berkat dari dewa-dewi kesuburan. Dewa-dewi seperti Baal dan Asyera, sering dikaitkan dengan praktik-praktik ini.
Imamat 18:1-30 memberikan serangkaian larangan dari Allah kepada umat Israel terkait hubungan seksual yang tidak pantas, termasuk inses. Allah memerintahkan Israel untuk tidak mengikuti praktik-praktik bangsa Mesir, yang baru saja mereka tinggalkan, maupun bangsa Kanaan, yang akan mereka duduki. Larangan-larangan ini mencakup hubungan seksual dengan anggota keluarga dekat seperti orangtua, saudara, bibi, paman, menantu, dan lainlain. Allah menegaskan bahwa praktik-praktik tersebut merupakan perbuatan najis yang dilakukan oleh bangsa-bangsa di sekitar Israel dan jika mereka melakukan perbuatan yang sama maka Allah akan menghukum mereka. Israel dipanggil untuk hidup kudus, berbeda dari bangsa-bangsa lain, dan tidak melakukan perbuatan keji yang dilakukan oleh bangsabangsa tersebut. Allah memberi peringatan bahwa pelanggaran terhadap perintah ini akan mendatangkan hukuman yang berat, termasuk pembuangan dari tanah yang mereka duduki.
Hari ini pun murid-murid Yesus dipanggil untuk hidup berbeda dari bangsa-bangsa di sekitar mereka. Dalam Injil Yesus Kristus, panggilan ini digenapi melalui kasih karunia yang membebaskan kita dari dosa dan memampukan kita untuk hidup dalam kekudusan melalui iman kepada-Nya (1Ptr. 1:14-16). Yesus memanggil kita untuk tidak hanya mengikuti hukum secara lahiriah, tetapi juga hidup dalam kasih yang sejati, yang menuntun pada pemurnian hati dan hubungan yang benar dengan Allah dan sesama.
Refleksi Diri:
- Bagaimana panggilan untuk hidup kudus dan berbeda dari dunia terlihat dalam kehidupan Anda sehari-hari sebagai murid Yesus?
- Apa area dalam hidup Anda yang perlu diperbaiki terkait hubungan dengan Allah dan sesama agar bisa menunjukkan kasih yang sejati sesuai dengan ajaran Yesus?