Tidak Ada Raja
Hakim-hakim 21:25
Beginilah firman TUHAN: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
- Yeremia 17:5
Kita telah melihat kemerosotan orang-orang Israel di sepanjang Kitab Hakim-hakim. Mulai dari kualitas hakim-hakim yang merosot. Diawali dengan Otniel dan Ehud yang kisahnya begitu luar biasa, tetapi diakhiri dengan Simson yang hidup dalam dosa dan mati dengan tragis. Kemerosotan berlanjut kepada rakyatnya. Mikha, suku Dan, bahkan cucu Musa juga menjadi penyembah patung, orang-orang Gibea yang melakukan perbuatan biadab, serta orang-orang Israel yang bodoh.
Penulis Kitab Hakim-hakim memberikan alasan mengapa kemerosotan ini terjadi, yakni karena tidak ada seorang raja yang memimpin orang-orang Israel sehingga mereka berbuat semau-maunya. Kesimpulan ini diulang-ulang terus dalam Hakim-hakim 17:6; 18:1; 19:1. Secara tersirat penulis Kitab Hakim-hakim mengatakan bahwa jika ada raja, tentu orang Israel tidak akan jatuh pada anarkisme dan kembali hidup benar menurut ketetapan Tuhan. Apakah solusi ini tepat? Sayangnya, Kitab 1-2 Samuel, 1-2 Raja-raja, dan 1-2 Tawarikh mencatat bahwa kehadiran raja-raja pun tidak bisa mengubah keadaan. Orang Israel tetap hidup dalam pelanggaran akan hukum-hukum Tuhan yang menyebabkan Tuhan membuang Israel Utara ke Asyur (2Raj. 17:23) dan Yehuda Selatan ke Babel (2Raj. 25:11).
Hal ini menunjukkan bahwa menggantungkan nasib seluruh bangsa kepada sesosok raja untuk menyelamatkan Israel dari kebobrokan adalah harapan yang sia-sia. Hal ini tidak hanya berlaku di zaman Perjanjian Lama, tetapi juga di zaman kita. Mustahil mengharapkan satu pribadi untuk memutarbalikkan keadaan. Mengandalkan manusia hanya membuat kita kecewa.
Tetapi kita tidak sendiri. Ada seorang Raja yang dapat kita andalkan. Raja itu tidak lain dan tidak bukan hanyalah Tuhan Yesus Kristus sendiri! Dialah Raja yang sejati, Raja di atas segala raja, yang dapat memperbaiki dan memutarbalikkan segala kebobrokan. Hanya dengan bersandar kepada-Nya, keadaan kita akan dipulihkan.
Itulah pesan yang dikumandangkan di seluruh Kitab Hakim-hakim, bahkan di seluruh Perjanjian Lama, bahkan mungkin seluruh Alkitab. Ketika kita mengandalkan dan merajakan Tuhan Yesus dalam hidup kita maka kita tidak akan berakhir dengan kebobrokan seperti dalam Kitab Hakim-hakim. Ya, hidup kita masih penuh dengan kesulitan dan masalah. Ya, hidup kita masih penuh dengan air mata. Tetapi dalam semuanya itu, Ia tidak akan membiarkan kita jatuh.
Refleksi Diri:
- Di dalam hidup ini, kepada siapa atau apakah Anda bergantung saat menghadapi masalah? Orangtua? Pasangan? Uang? Koneksi? Diri Anda sendiri? Ataukah Tuhan yang menjadi sandaran Anda?
- Jika Anda masih hidup menurut cara-cara sendiri yang Anda anggap baik, maukah Anda berkomitmen untuk taat sepenuhnya dan merajakan Tuhan Yesus dalam hidup?