Sahabat Sejati Yang Peduli
Markus 2:1-12
Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!”
- Markus 2:5
Beberapa orang memiliki pengikut (followers) di akun sosmednya dengan jumlah yang banyak, bahkan sampai ratusan ribu pengikut. Akan tetapi, berapa persen atau orang yang mereka kenal secara pribadi? Di era modern ini, sangat mudah untuk terhubung dengan berbagai aplikasi media sosial yang dimiliki dan mempunyai banyak pengikut, tetapi ironisnya, masih ada orang-orang tertentu yang merasa kesepian. Relasi antar individu menjadi sangat dangkal. Karena itu, kehadiran sahabat sejati yang peduli secara nyata sangat dibutuhkan di masa kini.
Jika membaca dengan teliti perikop bacaan hari ini, kita akan menemukan bagaimana seharusnya menjadi sahabat yang sejati, yang peduli dan mau bertindak bagi sahabatnya. Bukanlah suatu hal mudah melakukan apa yang dilakukan keempat orang yang menggotong tandu bagi sahabat mereka yang lumpuh. Pasti mereka menemui kesulitan dan tantangan, seperti banyaknya orang yang berkerumun ingin melihat Yesus dan penuh sesaknya rumah tempat Yesus berada. Mereka sampai-sampai harus membuka atap rumah dan menurunkan sahabat mereka dengan tilam. Keempat orang ini jelas memiliki niatan yang kuat untuk menolong temannya.
Hal menarik bisa kita temukan saat membaca ayat emas dengan teliti. Dicatatkan kalimat: Ketika Yesus melihat iman mereka, .... Iman siapa? Jelas iman keempat orang yang dicatat pada ayat 3 yang membawa sahabat mereka yang lumpuh kepada Yesus. Kenapa dengan iman mereka? Tindakan mereka di tengah tantangan untuk membawa sahabatnya yang lumpuh merupakan sebuah wujud iman yang bertindak. Mereka bersama-sama menyangkal diri, bekerja sama, berjuang dengan iman, meskipun situasi sulit. Iman percaya mereka telah menggerakkan mereka untuk bertindak.
Anugerah keselamatan di dalam Yesus yang sudah kita terima seharusnya menolong kita untuk tidak hanya diam, tetapi bertindak bagi orang di sekitar kita. Tindakan yang bisa dimulai terhadap keluarga, sahabat, dan orang-orang di lingkungan terdekat kita. Mari berjuang menjadi sahabat sejati bagi teman-teman kita yang membutuhkan pertolongan. Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran. (Ams. 17:17).
Refleksi Diri:
- Siapa sahabat Anda yang sungguh peduli terhadap diri Anda? Apakah Anda sudah berterima kasih atasnya kepada Tuhan?
- Apa yang Anda akan lakukan jika memiliki teman yang membutuhkan bantuan? Apakah Anda sudah menjadi sahabat sejatinya?