Bagikan artikel ini :

Penyembahan Berhala Adalah Perzinahan Rohani

Imamat 17:1-9

Janganlah mereka mempersembahkan lagi korban mereka kepada jin-jin, sebab menyembah jin-jin itu adalah zinah. Itulah yang harus menjadi ketetapan untuk selama-lamanya bagi mereka turun-temurun.
- Imamat 17:7

Kemajuan dan tuntutan zaman seringkali membuat manusia mencari penghidupan dengan bekerja keras dan mengejar keberhasilan duniawi. Mereka akhirnya terjebak dalam pikiran yang lebih mementingkan kesuksesan, kekayaan, dan pencapaian duniawi lainnya. Tanpa disadari manusia telah menjadikan hal-hal tersebut “berhala” dalam hidup mereka.

Alkitab menggambarkan penyembahan berhala identik dengan perzinahan (idolatry is adultery). Relasi Allah dengan umat-Nya digambarkan di dalam Alkitab layaknya suami istri. Ketika Israel berlaku tidak setia kepada Tuhan dan memilih menyembah berhala, mereka seperti istri yang meninggalkan suaminya untuk orang lain. Tuhan mengecam penyembahan berhala sebagai bentuk perzinahan rohani, menunjukkan betapa seriusnya dosa tersebut di mata-Nya.

Imamat 17:1-9 menekankan bahwa setiap penyembelihan hewan oleh umat Israel harus dilakukan di pintu Kemah Pertemuan dan dipersembahkan kepada Tuhan. Penyembahan yang dilakukan di tempat lain dianggap sebagai dosa, setara dengan menumpahkan darah dan pelakunya harus dilenyapkan dari bangsa Israel. Peraturan ini diberikan untuk mencegah penyembahan berhala, yang dianggap sebagai perzinahan rohani dan berlaku selamanya bagi seluruh keturunan Israel (ay. 7).

Peringatan akan perzinahan rohani tetap relevan bagi orang Kristen di Perjanjian Baru.Rasul Paulus mengingatkan jemaat Korintus untuk tidak terlibat dalam penyembahan berhala (1Kor. 10:14) dan menyebut bahwa kesetiaan kepada Kristus seperti hubungan suami istri (2Kor. 11:2). Orang Kristen di zaman sekarang juga dipanggil untuk menjaga kemurnian iman mereka dan tidak tergoda untuk berpaling kepada “berhala” modern, seperti uang, kekuasaan, atau hal-hal lain yang bisa menggantikan posisi Tuhan dalam hidup mereka.

Sebagai murid Kristus, kita dipanggil untuk menjaga kesetiaan kepada Tuhan dengan tidak membiarkan apa pun baik itu harta, karier, hubungan, atau ambisi pribadi—menggantikan posisi Tuhan dalam hidup kita. Kita harus beribadah dengan hati yang murni dan tidak tergoda oleh “berhala” modern yang dapat mengalihkan perhatian kita dari penyembahan yang benar kepada Tuhan. Dengan menjaga fokus pada Tuhan, kita menghindari perzinahan rohani yang dapat merusak hubungan kita dengan-Nya


Refleksi Diri:

  • Apakah ada hal-hal dalam hidup Anda yang secara tidak sadar telah menggantikan posisi Tuhan sebagai prioritas utama?
  • Bagaimana Anda dapat memastikan bahwa setiap aspek penyembahan Anda tetap murni dan berpusat kepada Tuhan?