Bagikan artikel ini :

Patung-Patung Dan Gereja-Gereja Protestan

Hakim-hakim 17:4-6

Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.”
- Yohanes 4:24

Sebelumnya kita melihat bagaimana ibu Mikha memberikan persembahan diskonan kepada Tuhan. Hari ini, kita akan melihat apa bentuk persembahan yang diberikan oleh sang ibu. Rupanya sang ibu membuat patung dan meletakkannya di rumah Mikha (ay. 4). Ia kemudian melengkapinya dengan efod, terafim, bahkan seorang imam (ay. 5).

Perlu diperhatikan bahwa sang ibu tidak sedang membuat patung dewa-dewa asing, melainkan patung Allah Israel. Kesalahan dari sang ibu bukanlah menyembah allah lain, melainkan berusaha menggambarkan Allah yang sejati sebagai patung, kemudian sujud menyembah-Nya! Dengan kata lain, ia bukan melanggar hukum pertama dari Sepuluh Perintah Tuhan, tetapi hukum kedua.

Lho, apa salahnya? Anda mungkin mengernyitkan dahi dan berpikir, kalau menyembah patung dari Allah yang benar, tidak masalah, bukan? ‘Kan bukan penyembahan berhala? Di zaman sekarang, kita dapat membayangkan seseorang yang menyembah, mencium, dan berdoa di depan patung Tuhan Yesus. Apa salahnya? Bukankah ini pun sebuah ekspresi kasih kepada-Nya?

Ini memang sebuah pertanyaan sulit dan setiap denominasi Kristen memiliki jawaban yang berbeda-beda. Namun sebagai bagian dari denominasi Protestan, kita meyakini bahwa patung tidak boleh menjadi objek penyembahan dan kasih kita, bahkan patung Tuhan Yesus sekalipun! “Tapi, aku lebih bisa fokus dalam ibadah dan bisa membayangkan kehadiran Yesus kalau ada gambar atau patung!” Hei, jangan protes pada saya. Yang membuat peraturan bukan saya, tetapi Tuhan.

Kita menyembah Tuhan. Terserah Tuhan bagaimana Dia ingin disembah. Tuhan tidak mau kita menggunakan patung atau gambar-gambar karena Dia adalah Roh (Yoh. 4:24). Ketika menyembah-Nya, kita harus mengamini ketidakterbatasan dan kebesaran-Nya. Menyembah Tuhan dalam wujud patung secara tidak langsung dan tidak sadar, kita telah membatasi-Nya. Itulah sebabnya gereja-gereja Protestan terasa polos dan sederhana. Tidak memajang patung-patung, khususnya dalam aula ibadah. Sebatas ekspresi seni, elemen dekoratif atau alat bantu ajar sekolah minggu tentu boleh. Yang tidak boleh adalah menjadikannya objek penyembahan, baik penyembahan komunal ataupun pribadi.

Anda tidak bisa konsentrasi ibadah di gereja atau berdoa di kamar karena tidak ada patung atau gambar? Sudahlah, tidak perlu mencari-cari alasan. Jangan-jangan bukan karena tidak ada patung, mungkin karena Anda tidak membisukan ponsel Anda.


Refleksi Diri:

  • Apakah Anda pernah bertanya-tanya mengapa denominasi-denominasi tertentu menggunakan patung dan gambar-gambar sementara Protestan tidak? Apa yang Anda pikirkan?
  • Apakah Anda pernah merasa perlu menggunakan patung atau gambar-gambar Tuhan Yesus agar lebih berkonsentrasi dalam ibadah dan doa? Mengapa demikian?