Bagikan artikel ini :

Merayakan Kebaikan Tuhan

2 Korintus 9:6-15

Sebab pelayanan kasih yang berisi pemberian ini bukan hanya mencukupkan keperluan-keperluan orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur kepada Allah.
- 2 Korintus 9:12

Seorang bapak mengeluh karena kondisi ekonomi keluarganya semakin sulit, padahal ia sudah rajin beribadah, setia memberi persembahan, dan tekun melayani di gereja. Ia mempertanyakan kebaikan Tuhan, seakan Dia tidak peduli dan tidak membalas segala persembahan yang sudah diberikan olehnya kepada Tuhan. Terkadang kita juga merasakan hal yang sama, bukan? Walaupun tidak dinyatakan secara verbal, tetapi di dalam hati kita mempertanyakan kebaikan dan kasih Tuhan ketika menghadapi berbagai cobaan dan kesulitan hidup.

Di dalam 2 Korintus 9:6-15, Paulus menasihati jemaat Korintus tentang kemurahan hati (ay. 11) dan pemberian (ay. 12), baik kepada Tuhan maupun kepada orang-orang yang membutuhkan. Paulus menekankan kebaikan Tuhan sebagai sumber segala berkat yang kita terima dan bagaimana kita merayakan kebaikan-Nya. Persembahan yang kita berikan kepada Tuhan dan orang-orang yang membutuhkan adalah untuk merayakan kebaikan Tuhan di dalam komunitas orang percaya.

Apa motivasi yang benar dalam hal memberi? Pertama, memberi dengan sukacita. Prinsip dasarnya ada di ayat 6, “Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.” Artinya, jika kita memberi dengan murah hati dan tulus, kita akan menerima berkat Tuhan. Kita harus memberi dengan sukacita, bukan dengan terpaksa karena “Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.” (ay. 7b). Motivasi dalam memberi haruslah berasal dari hati yang gembira dan kasih, bukan karena kewajiban agamawi.

Kedua, memberi dengan iman bahwa Tuhan sanggup memberkati kita. Kita harus percaya bahwa Tuhan sanggup mencukupkan segala kebutuhan kita (ay. 8-10). Setiap kebaikan yang kita lakukan dengan kemurahan hati akan diperhitungkan oleh Tuhan dan Dia akan melipatgandakannya demi kemuliaan-Nya.

Ketiga, memberi menghasilkan ucapan syukur yang memuliakan Tuhan. Paulus menjelaskan bahwa kemurahan hati akan membawa kemuliaan bagi Allah dan rasa syukur dari mereka yang menerima bantuan kita (ay. 11-15). Setiap berkat yang kita terima adalah kesempatan untuk berbagi dan memuliakan Tuhan di hadapan orang lain.

Banyak cara untuk merayakan kebaikan Tuhan, tetapi memberi dengan hati bersukacita, dengan iman, dan untuk memuliakan Tuhan adalah satu cara yang menyukakan hati-Nya.


Refleksi Diri:

  • Apakah dalam memberi, Anda melakukannya dengan sukacita, tulus hati dan percaya bahwa Tuhan akan mencukupkan kebutuhan dan memberkati kemurahan hati Anda?
  • Bagaimana Anda dapat menggunakan berkat materi dari Tuhan untuk membantu orang lain yang membutuhkan sehingga menghasilkan ucapan syukur dan kemuliaan bagi-Nya?