Bagikan artikel ini :

Korban Keselamatan

Imamat 3:1-17

“Jikalau persembahannya merupakan korban keselamatan, maka jikalau yang dipersembahkannya itu dari lembu, seekor jantan atau seekor betina, haruslah ia membawa yang tidak bercela ke hadapan TUHAN.
- Imamat 3:1

Upacara selamatan umum diadakan di Indonesia. Masyarakat Jawa misalnya, mengadakan selamatan dengan memotong nasi tumpeng. Selamatan dilakukan untuk merayakan hampir semua peristiwa kehidupan, seperti kelahiran, ulang tahun, pernikahan, pindah rumah, dan sebagainya. Selamatan dimaksudkan sebagai ucapan syukur atas karunia yang diberikan oleh Tuhan. Imamat 3 juga mengajarkan umat Allah untuk bersyukur kepada Allah dengan memberikan korban keselamatan.

Korban keselamatan dipersembahkan bukan untuk mendapatkan keselamatan, melainkan sebagai ucapan syukur karena telah diselamatkan. Dengan memberikan korban keselamatan, mereka menyatakan diri sebagai anggota umat perjanjian (covenant people). Korban keselamatan (Ibrani: selamim) dipersembahkan dengan harapan Tuhan memberikan “keselamatan” (kesejahteraan) kepada umat-Nya.

Korban keselamatan adalah binatang ternak jantan atau betina, serta tidak boleh bercela (ay. 1, 6). Korban ini dapat berupa lembu (ay. 1), domba (ay. 7), atau kambing (ay. 12). Namun, tidak boleh burung tekukur ataupun merpati. Ciri khas dari korban keselamatan adalah dagingnya boleh dimakan, tetapi lemak dan darahnya tidak boleh dimakan (ay. 17). Darah akan dicurahkan di sekeliling mezbah (ay. 2, 8, 13). Sedangkan lemak-lemaknya akan dibakar di atas mezbah (ay. 3-5, 9-11, 14-16). Sebagian daging korban ini akan menjadi bagian imam (Im. 7:31-36), sisanya dibawa pulang dan dimakan oleh pemberi persembahan, yaitu keluarga dan sahabat-sahabatnya (Im. 7:15-21; Ul. 12:7). Sebagai ucapan syukur, korban keselamatan tidaklah wajib dipersembahkan. Korban ini sifatnya optional. Orang Israel memberikan dengan sukarela kepada Tuhan Allah mereka.

Untuk kita orang Kristen hari ini, semua persembahan kita seperti korban keselamatan. Persembahan kita–apa pun bentuknya uang, tenaga, waktu–adalah ucapan syukur kepada Allah yang telah mengaruniakan keselamatan kepada kita di dalam Yesus Kristus. Persembahan kita tidaklah wajib, tetapi tetap harus memberikan yang terbaik dan tak bercela kepada Tuhan Allah kita. Persembahan hendaklah keluar dari hati yangengucap syukur atas keselamatan yang Tuhan Yesus sudah berikan.


Refleksi Diri:

  • Mengapa hari ini hanya ada korban ucapan syukur?
  • Apa satu korban ucapan syukur yang Anda ingin persembahkan kepada Allah? Doakan dan berikan yang terbaik.