Kenikmatan Yang Menggiurkan
Matius 4:1-11
Maka berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”
- Matius 4:10
Setelah dua kali usaha menjatuhkan Tuhan Yesus gagal, Iblis mencoba lagi untuk ketiga kalinya. Iblis menawarkan semua yang diingini oleh manusia, yaitu kekayaan, kekuasaan, popularitas, dan segala kenikmatan dunia. Semuanya akan dimiliki oleh Yesus dengan satu syarat: Dia harus menyembah Iblis. Yesus harus merendahkan dan menundukkan diri-Nya di hadapan Iblis.
Tawaran Iblis tersebut merupakan cara mudah untuk mendapatkan kenikmatan. Tinggal tunduk saja lalu kenikmatan ada di dalam genggaman. Tragisnya, banyak orang memilih jalan seperti ini. Demi mendapatkan kenikmatan, mereka rela mengorbankan hal-hal benar. Jika Yesus menerima tawaran Iblis tersebut, Dia melakukan kesalahan fatal karena tidak taat pada kehendak Bapa untuk memberikan hidup-Nya sebagai korban penebusan manusia. Dia juga akan tidak bisa menyelamatkan manusia karena Dia menjadi tidak sempurna, gagal memenuhi kehendak Bapa. Pencobaan-pencobaan dari Iblis bertujuan supaya Yesus tidak pernah naik ke kayu salib untuk menebus dosa-dosa manusia sehingga Dia tidak mengalahkan kuasa Iblis.
“Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” itulah jawaban Tuhan Yesus kepada Iblis. Yesus memakai kata “menyembah” yang berbeda derajat dengan yang dipakai Iblis. Derajat yang Yesus pakai pada kata tersebut adalah lebih tinggi, bukan sekadar menundukkan diri dari posisi yang tinggi ke bawah. Kata “menyembah” yang Yesus pakai di dalam bahasa aslinya memiliki arti tunduk seperti anjing yang menjilat kaki tuannya. Allah harus disembah bukan karena kondisi tertentu atau untuk mendapatkan hal tertentu, tetapi merupakan suatu keharusan karena posisi yang jelas berbeda. Sementara kata “menyembah” yang Iblis maksudkan adalah tunduk untuk mendapatkan atau mengingini sesuatu.
Usirlah Iblis ketika ia mencoba mengiming-imingi kita dengan berbagai kenikmatan dunia melalui cara-cara berdosa. Hati-hati terhadap godaan Iblis yang hanya terfokus memberhalakan kenikmatan. Berani berkata seperti yang Yesus katakan, “Enyahlah Iblis!” Kenikmatan sejati kita adalah ketika kita berada di dalam Kristus dan menikmati persekutuan yang dekat dengan-Nya.
Refleksi Diri:
- Apa kenikmatan dunia ini yang paling Anda idamkan? Bagaimana pandangan Anda sekarang setelah membaca renungan ini mengenai kenikmatan dunia?
 - Mengapa kita hanya mendapatkan kenikmatan sejati di dalam Kristus?
 
