Bagikan artikel ini :

Kebal Rohani

Hakim-hakim 12:8-15

Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.
- Matius 24:12

Anda mungkin merasa jijik saat melihat orang-orang yang tinggal di tempat pembuangan sampah (TPS). “Kok bisa orang hidup seperti itu?” Namun, bagi orang-orang yang telah terbiasa tinggal di sana, mereka tidak akan lagi merasa jijik. Duduk dan tidur berdampingan dengan sampah adalah hidup mereka.

Hal serupa dapat terjadi secara spiritual. Perikop bacaan hari ini menceritakan tentang tiga orang hakim yang disebutkan sekilas, yakni Ebzan, Elon, dan Abdon. Kelihatannya masa pemerintahan mereka aman terkendali. Selama beberapa dekade, sepertinya orang-orang Israel baik-baik saja. Namun, benarkah demikian?

Ingat bahwa pada masa ini, orang Israel hidup dalam penyembahan berhala. Para penduduknya tidak benar-benar berada dalam keadaan yang ideal, baik secara spiritual maupun sosial, terbukti dari tidak ada keterangan: maka amanlah negeri itu X tahun lamanya… (bdk. Hak. 8:28; 5:31; 3:30; 3:11). Tidak hanya itu, Ebzan memakai anak-anaknya yang banyak untuk menjalankan pernikahan politik dengan kaum lain (ay. 9), secara implisit menyatakan bahwa ia berusaha meraup kekuasaan sebanyak-banyaknya di tanah Israel. Demikian pula dengan Abdon yang mengumpulkan begitu banyak harta sehingga anak-anak dan cucu-cucunya masing-masing memiliki seekor keledai (ay. 14).

Ya sudahlah, Anda berpikir, yang penting semua berjalan baik-baik saja. Kata siapa? Ketika kita terbiasa hidup di dalam kondisi spiritual yang tidak ideal, lama-lama kita akan menjadi kebal terhadap kondisi tersebut. Misalnya, Anda bekerja di dalam perusahaan yang mewajibkan untuk melakukan penipuan-penipuan kecil. Anda melihat semua orang melakukannya. Jadi, Anda pun ikut-ikutan. Lama kelamaan, karena semua orang melakukannya termasuk Anda, Anda tidak lagi merasa ada yang salah. Kasih menjadi dingin, demikianlah Tuhan Yesus mendeskripsikan keadaan ini.

Ini adalah trik Iblis yang berbahaya. Ia bukan menggoda kita untuk melakukan dosa besar seketika, seperti membunuh atau merampok, sebab dosa besar akan langsung menghentakkan kesadaran rohani kita. Ibarat merebus katak di panci, ia membuat kita tidak tidak sadar bahwa air di sekeliling bertambah panas dan perlahan membunuh kita. Ia menggoda kita dengan membiasakan kita hidup dalam dosa kecil-kecilan—entahkan dosa kita sendiri atau dosa orang lain yang kita saksikan tiap hari—dan membuat kita kebal dengan dosa. Hati-hati!


Refleksi Diri:

  • Bagaimana kondisi spiritual Anda saat ini? Apakah Anda memiliki kepekaan terhadap dosa atau Anda telah menjadi kebal rohani?
  • Bagaimana cara mengobarkan kembali kasih akan Tuhan di dalam hati Anda yang telah menjadi dingin?